REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-- PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk mendapatkan fasilitas pembiayaan berupa standby letter of credit (SBLC) dari PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk senilai 400 juta dolar AS. Perseroan juga memperpanjang jangka waktu fasilitas kredit non-tunai dari PT Bank Mandiri (Persero) Tbk sebesar 120 juta dolar AS.
Berdasarkan data laporan keuangan PGN per kuartal tiga 2019 perseroan dengan BRI tercatat menandatangani adendum kredit dengan perubahan penambahan nilai plafon atas fasilitas SBLC menjadi 400 juta dolar AS pada 6 Mei 2019. Fasilitas ini akan jatuh tempo pada 5 April 2020.
Tercatat per 30 September 2019, fasilitas yang belum digunakan sebesar 236,72 juta dolar AS. Kemudian PGN memperpanjang jangka waktu perjanjian fasilitas non-cash loan yang terdiri atas SBLC, Bank Garansi, Surat Kredit Berdokumen Dalam Negeri, dan surat kredit impor yang diperoleh dari Bank Mandiri dengan maksimum nilai plafon sebesar 120 juta dolar AS.
Kesepakatan tersebut ditandatangani pada 26 Agustus 2019. Dalam perjanjian tersebut, PGN diwajibkan memelihara rasio kemampuan membayar utang minimum 130 persen dan rasio utang terhadap modal maksimum sebesar 300 persen.
Fasilitas ini akan jatuh tempo pada 26 Agustus 2020. Per 30 September 2019, fasilitas yang belum digunakan sebesar 37,69 juta dolar AS.
Sekretaris Perusahaan PGN Rachmat Hutama mengatakan perseron berupaya sejalan dengan upaya pemerintah untuk meningkatkan perekonomian nasional pada berbagai sektor bisnis, PGN akan terus membangun dan memperluas infrastruktur gas bumi.
“Tingginya kebutuhan energi di dalam negeri merupakan peluang bagi PGN untuk mengoptimalkan penggunaan gas bumi,” ujarnya dalam keterangan tulis yang diterima Republika, Rabu (30/10).
Selama periode Januari–September 2019, PGN menyalurkan gas bumi sebesar 3.007 BBTUD. Rinciannya, volume gas distribusi sebesar 971 BBTUD, dan volume transmisi gas bumi sebesar 2.036 BBTUD dan melayani 371.941 pelanggan di seluruh sektor dari kelistrikan, industri, transportasi, komersial, dan rumah tangga.
Terbaru, lanjut Rachmat, PGN mengelola operasional jaringan gas rumah tangga Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) di Pasuruan dan Probolinggo.
Tercatat hingga kuartal tiga 2019, PGN membukukan pendapatan sebesar 2,81 miliar dolar AS atau Rp 39,8 triliun dengan kurs rata-rata Rp 14.174 per dolar AS. Pendapatan tersebut berasal dari hasil penjualan gas sebesar 2,18 miliar dolar AS, penjualan minyak dan gas 292,2 juta dolar AS dari transmisi gas 181,1 juta dolar AS dan pendapatan usaha lainnya sebesar 156,6 juta dolar AS.
Per September 2019, PGN mencatatkam laba operasi sebesar 406,9 juta dolar AS dan laba bersih 129,1 juta dolar AS atau setara Rp 1,82 triliun dengan kurs rata-rata Rp 14.174 per dolar AS.