REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tesla Inc sedang melakukan uji coba produksi di pabrik baru Cina senilai 2 miliar dolar AS selama beberapa pekan terakhir. Banyak yang mempertanyakan seberapa cepat nantinya Tesla bisa memproduksi mobil secara massal di pabrik barunya itu.
Dikutip dari Reuters, Kamis (24/10), Tesla akan menjual beberapa mobil pertama dari pabrik baru tersebut kepada karyawannya. Investor Tesla pada pengumuman hasil kuartal ketiga 2019 Tesla banyak yang mempertanyakan apakah perusahaan andalan miliarder Elon Musk dapat memulai produksi massal dengan cukup cepat untuk mencapai targetnya.
Sementara saat ini pembuat kendaraan listrik AS itu berada di bawah tekanan untuk meningkatkan produksi secara global. Sementara jadwal produksi pabrik di Shanghai, Cina, sangat penting jika ingin mencapai target ambisius dari tingkat produksi tahunan 500 ribu kendaraan pada akhir 2019.
Pada pekan lalu, Tesla memperoleh sertifikat yang diperlukan untuk mulai memproduksi mobil di Cina. Hanya saja, analis berpendapat ketidakpastian seputar tenaga kerja dan pemasoknya itu menjadi tantangan untuk memulai produksi massal.
“Ada banyak persamaan yang tidak ada dalam kendali mereka,” kata analis di perusahaan riset Sino Auto Insights Cina, Tu Le.
Tu Le mengatakan terdapat beberapa hal yang perlu diselesaikan dan cukup memakan waktu. Dia mengatakan beberapa di antaranya seperti kualifikasi proses produksi baru, pemasok baterai baru, pengiriman perkakas, dan pengaturan semua pemasok.
“Setiap bagian yang harus diimpor harus melalui bea cukai, yang juga bisa berarti penundaan,” ujar Tu Le.
Saat ini, Tesla juga sedang dalam proses mendapatkan sertifikasi kunci yang diperlukan untuk menjual mobil-mobil buatan di pabrik yang berlokasi di Cina itu. Sementara pemerintah belum memberikan kejelasa kapan akan memberikan izin penjualan.
Pada April 2019, Tesla berencana untuk memproduksi setidaknya seribu mobil Model 3 di pabrik barunya itu pada akhir 2019. Hanya saja, para analis ragu Tesla akan mencapai target tersebut mengingat rekor produksi yang tidak merata.