REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kabinet Indonesia Maju menargetkan untuk mulai ekspansi global untuk menaikkan perekonomian nasional. Upaya memperbaiki dari dalam dan lobi internasional akan digencarkan.
Dari dalam negeri, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir menargetkan, dalam masa kepemimpinannya, BUMN mampu meningkatkan kinerja di kancah lokal hingga global. Dia menyebut, ekosistem yang sehat di lingkup BUMN, Badan Usaha Milik Daerah (BUMD), dan Badan Usaha Milik Swasta (BUMS) dapat berkolaborasi untuk mencapai target tersebut.
"Kita berharap ekosistem yang sehat sehingga kita bisa berkolaborasi. Kita jangan hanya jago kandang, tapi harus (jadi) pemain global," kata Erick, di Kementerian BUMN, Jakarta, Rabu (23/10).
Kinerja dalam negeri ini akan didukung dengan kebijakan Kementerian Luar Negeri. Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mengatakan, ia akan memperkuat diplomasi ekonomi. "Dalam lima tahun ke depan ini, kita sudah pastikan bahwa diplomasi ekonomi kita akan kita perkuat," ujar Retno.
Hal ini juga sesuai dengan arahan Presiden Jokowi agar memperkuat diplomasi ekonomi dengan negara lainnya. Harapannya, kondisi perekonomian secara nasional lebih aman.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto juga siap mendukung visi Indonesia Maju dengan mengurangi defisit neraca transaksi berjalan atau current account deficit (CAD). Di sisi lain, Airlangga menambahkan, program-program terkait sektor riil juga menjadi prioritas Kemenko Bidang Perekonomian. "Termasuk bagaimana neraca perdagangan dapat diperbaiki," ujarnya di gedung Kemenko Perekonomian, Jakarta, Rabu (23/10).
Perbaikan neraca dagang akan difokuskan pada neraca migas yang terus mengalami defisit semakin dalam. Airlangga mengatakan, salah satu program yang diharapkan Presiden Jokowi adalah menyelesaikan program substitusi impor. Program kedua, mendorong pelaksanaan biofuel B30 pada tahun depan yang terus diarahkan hingga mencapai B100.
Perhatian tidak kalah besar juga diarahkan Airlangga pada inflasi, termasuk pangan.Defisit neraca perdagangan akan langsung ditangani Menteri Perdagangan Agus Suparmanto. "Memperbaiki defisit neraca perdagangan dan menyelesaikan perjanjian-perjanjian perdagangan," kata Mendag Agus.