Senin 21 Oct 2019 12:48 WIB

Pengamat: Jokowi Jangan Gonta Ganti Menteri ESDM

Pada kabinet yang lalu, posisi Menteri ESDM mengalami pergantian empat kali

Rep: Intan Pratiwi/ Red: Nidia Zuraya
Presiden Joko Widodo berdoa seusai acara pelantikan Presiden dan Wakil Presiden periode 2019-2024 di Gedung Nusantara, kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Ahad (20/10).
Foto: Republika/Edwin Dwi Putranto
Presiden Joko Widodo berdoa seusai acara pelantikan Presiden dan Wakil Presiden periode 2019-2024 di Gedung Nusantara, kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Ahad (20/10).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat Ekonomi dari Institute for Development of Economics and Finances (Indef), Berly Martawardaya mengingatkan agar Presiden Joko Widodo dalam periode kedua kepemimpinannya ini tidak sering mengganti Menteri ESDM seperti masa jabatan lima tahun pertama kemarin. Tahun lalu saja, kata Berly menteri ESDM mengalami pergantian hingga empat kali.

"Yang penting jangan ada lima menteri satu periode. Menteri siapapun juga semoga lima tahun full lah. biar gak ganti ganti jadi full gitu," ujar Berly di Darmawangsa, Senin (21/10).

Baca Juga

Sebab menurut Berly, Menteri ESDM sangat berperan penting dalam menentukan kepastian investasi migas. Apalagi, proyek proyek migas dan energi lainnya merupakan proyek jangka panjang. Estafet kerja membuat investor menjadi kurang memiliki kepercayaan.

"Kalau ganti menteri sampai empat kali satu periode kan berpotensi ganti gangi regulasi. Ini yang membuat investor menjadi gamang," ujar Berly.

Namun, disatu sisi kata Plt Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi, Djoko Siswanto mengatakan meski ganti menteri, sebenarnya proses teknis ada di tingkat Dirjen. Ia memastikan meski berganti pimpinan, semua proses bisa dikerjakan dengan baik.

"Ya saya juga merasakan ganti menteri beberapa kali. Tapi balik lagi, gimana kepastian itu bisa kita berikan ke investor," uhar Djoko.

Selama lima tahun Jokowi di tahun pertama, ia mendapuk beberapa orang untuk menjadi Menteri ESDM. Mulai dari Sudirman Said, lalu Arcandra Tahar, Luhut Binsar Pandjaitan dan terakhir, Ignasius Jonan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement