Kamis 17 Oct 2019 21:30 WIB

Marthapedia, Ini Cara Amartha Mengatur Risiko Pendanaan P2P

Amartha juga mengatur risiko pendanaan agar meminimalisir terjadinya gagal bayar.

CEO dan founder Amartha Andi Taufan Garuda Putra
Foto: ROL/Fakhtar K Lubis
CEO dan founder Amartha Andi Taufan Garuda Putra

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dalam dunia investasi, tak pernah terlepas dari risiko. Begitu juga dengan alternatif investasi seperti fintech peer to peer (p2p) lending. Namun, risiko itu bisa diatur agar para pendana aman dan nyaman dalam melakukan pendanaan di fintech p2p lending.

Perusahaan fintech p2p lending yang telah memiliki izin usaha dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) seperti Amartha memiliki cara khusus dalam mengatur risiko pendanaan, agar pembayaran pinjaman konsisten dan lancar. Selain memiliki pelbagai mitigasi risiko seperti upaya tanggung renteng, asuransi, skor kredit dan asuransi penjaminan kredit. Amartha juga mengatur risiko pendanaan agar meminimalisir terjadinya gagal bayar.

Baca Juga

Hingga Oktober 2019, Amartha berhasil menyalurkan pendanaan sebesar Rp 1, 45 triliun kepada lebih dari 307 ribu pengusaha mikro perempuan di pedesaan dengan pembayaran lancar TKB 90 mencapai 99.19%.

Keberhasilan Amartha dalam menekan gagar bayar tak terlepas dari peran perusahaan yang berdiri sejak 2010 ini dalam mengatur risiko pendanaan. Ada pelbagai cara yang dilakukan Amartha dalam mengatur risiko pendanaan. Berikut empat cara Amartha dalam mengatur risiko di p2p lending,

Pengawasan dan pendampingan

Amartha memiliki tim lapangan yang selalu melakukan pendampingan dan pengawasan secara komprehensif. Dengan frekuensi pembayaran cicilan setiap minggu, berarti tim lapangan juga bertemu secara mingguan dengan para penerima pinjaman.

Tim lapangan akan memastikan pendanaan yang disalurkan sesuai dengan tujuan pinjaman serta mengawasi perkembangan usaha yang dijalankan. Tim lapangan selalu memberikan saran untuk memastikan kondisi keuangan penerima pinjaman terkontrol dan sehat.

Penilaian kelayakan

Sebelum dilakukan siklus pendanaan, seluruh calon penerima pinjaman menjalani penilaian kelayakan (due diligence). Amartha akan mengumpulkan data dan informasi terkait dengan profil individu serta rencana usaha calon penerima pinjaman disertai kuesioner psikologis (psikometri) serta analisa persepsi yang dipakai untuk menghasilkan skor kredit yang menyeluruh dan akurat dari calon penerima pinjaman.

Pelatihan pengelolaan keuangan

Setelah dilakukan uji kelayakan, tim lapangan Amartha akan menyelenggarakan pelatihan intensif selama tiga hari kepada setiap kelompok calon peminjam. Dengan modul yang terstruktur dan konten yang telah dikaji secara mendalam, Amartha memastikan bahwa seluruh calon penerima pinjaman memiliki pengetahuan untuk mengelola keuangan mereka.

Manajemen portfolio

Portfolio pendanaan Amartha terdiversifikasi ke dalam berbagai macam bidang usaha, dengan beragam tujuan pendanaan, margin dan jangka waktu pendanaan. Sampai saat ini portfolio yang Amartha kelola menunjukkan pembayaran angsuran secara konsisten dan tingkat pembayaran lancar TKB 90 mencapai 99.20 persen.

Itulah empat cara Amartha dalam mengatur risiko. Untuk mengethaui lebih lanjut mengenai Amartha, dapat mengunjungi amartha.com. Anda juga dapat mendanai mulai Rp 3 juta dengan keuntungan menarik hingga 15 persen.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement