Senin 14 Oct 2019 16:20 WIB

Paman Sam Mau Berhenti Boikot Huawei, Benar Enggak Nih?

AS menganggap Huawei sebagai ancaman keamanan nasional.

Rep: wartaekonomi.co.id/ Red: wartaekonomi.co.id
Paman Sam Mau Berhenti Boikot Huawei, Benar Enggak Nih?. (FOTO: Foto/Ilustrasi/Sindonews/Ian)
Paman Sam Mau Berhenti Boikot Huawei, Benar Enggak Nih?. (FOTO: Foto/Ilustrasi/Sindonews/Ian)

Warta Ekonomi.co.id, Surakarta

Raksasa teknologi China, Huawei berpeluang segera terhubung kembali dengan sejulah pemasok Amerika Serikat (AS), menurut laporan New York Times awal pekan ini.

Sebelumnya, Huawei masuk ke dalam Daftar Hitam milik Departemen Perdagangan AS sejak Mei lalu. Hal itu membuat Huawei tak bisa memperoleh komponen dan perangkat lunak dari perusahaan-perusahaan AS, padahal mereka menggelontorkan 11 miliar dolar AS untuk pasokan peralatan berbasis di AS. 

“Pada pertemuan minggu lalu, Presiden AS, Donald Trump memerintahkan para pejabat untuk memberikan lampu hijau kepada beberapa perusahaan AS untuk mulai mengirim pasokan ke Huawei,” begitu bunyi laporan Times, dikutip dari Phone Arena, Senin (14/10/2019).

Baca Juga: Komisi Eropa Curigai Komponen 5G Impor, Sindir Huawei?

Agaknya, hal itu berpotensi tak berujung baik. Mengapa? Pada akhir Juni lalu, Trump sesumbar mengatakan, perusahaan AS dapat kembali berbisnis dengan Huawei, sedangkan China akan membeli produk pertanian dari AS.

Nyatanya, kedua hal itu tak terjadi. Departemen Perdagangan AS menenetukan jatah lisensi bagi perusahaan-perusahaan AS yang ingin kembali memasok komponen ke Huawei.

AS menganggap Huawei sebagai ancaman keamanan nasional karena undang-undang di China memungkinkan pemerintah memaksa perusahaan mengumpulkan intelijen. Hal itu membuat banyak orang berspekulasi, ponsel dan peralatan jaringan Huawei memiliki pintu belakang yang akan mengirim informasi tentang perusahaan dan konsumen AS ke pemerintah China. Huawei telah membantahnya.

Awalnya, Huawei memperkirakan akan mengirim 300 juta ponsel untuk menyalip Samsung dan Apple pada akhir tahun ini. Namun, tanpa Android, penjualan perangkat Huawei di luar China diprediksi akan menurun.

Pada paruh pertama 2019, Huawei mengirim 118 juta unit, naik 24% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Sayangnya, di paruh kedua ini, Huawei agaknya masih harus puas berada di belakang Samsung dan Apple.

Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan Warta Ekonomi. Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab Warta Ekonomi.
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement