Senin 14 Oct 2019 14:03 WIB

Hasrat PT IKT Jadi Pengelola Terminal Mobil Kelas Dunia

PT IKT berkewajiban menangani semua proses bisnis secara layak, dan berkelas dunia.

Rep: Frederikus Bata/ Red: Maman Sudiaman
Deretan mobil baru siap ekspor terparkir di PT Indonesia Kendaraan Terminal atau IPC Car Terminal, Cilincing, Jakarta, Senin (18/3/2019).
Foto: Antara/Aprillio Akbar
Deretan mobil baru siap ekspor terparkir di PT Indonesia Kendaraan Terminal atau IPC Car Terminal, Cilincing, Jakarta, Senin (18/3/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Indonesia Kendaraan Terminal (IKT) Tbk berhasrat menjadi pengelola terminal mobil  nomor satu di kawasan Asean dan menembus 10 besar dunia. Target besar itu menurut Direktur Utama PT IKT, Chiefy Adi Kusmargono diyakini bisa terwujud dalam lima tahun ke depan.

Chiefy menerangkan, di level negara-negara Asean, perusahaan yang dipimpinnya berada di urutan kedua, setelah Thailand. Saat ini PT IKT mengelola lahan di pelabuhan Tanjung Priok dengan kapasitas 1.350.000 unit kendaraan per tahun.

"Thailand produksinya 2 juta (unit) per tahun, kita harus lebih dari itu," katanya saat ditemui di kantor PT IKT, Tanjung Priok, Jakarta Utara, Jumat (11/10).

Ia mengharapkan kerja sama berbagai pihak demi tercapainya target tersebut. Pihak-pihak tersebut antara lain pemerintah, swasta, BUMN lainnya, maupun BUMD. Secara detail, ada beberapa hal menjadi syarat mutlak.

photo
Direktur Utama PT Indonesia Kendaraan Terminal Tbk (IPCC) Chiefy Adi Kusmargono saat berkunjung ke Kantor Republika, Jakarta, Kamis (14/2).

Pertama, ketersediaan lahan yang besar, nyaman, dan memadai. Berikutnya, kualitas kontrol maksimal hingga memastikan tidak ada kesalahan dalam operasional. Kemudian logistik yang kompetitif, serta digitalisasi. "Kalau saya dikasih lahan 100 hektare, pasti jadi duit. Industri mobil akan menggunakan fasilits kami, maka kami percepat perluasan lahan," ujar Chiefy.

Terkait perluasan lahan, pihaknya telah meminta  PT Pelindo II. Menurutnya, sejauh ini responsnya positif. Sasarannya, meningkatkan kualitas PT IKT. Kondisi demikian bisa mendorong industri otomotif meningkatkan produksinya. Konkretnya, ada pabrik-pabrik baru. "Tentunya dukungan ini harus kami rangkul dari segala pihak," tutur Chiefy.

Ia mengatakan PT IKT merupakan katalisator pertumbuhan industri mobil di Indonesia. Chiefy juga menekankan transparansi dalam berbisnis. Ia memahami para importir selalu mengecek kondisi pabrik dari mobil-mobil yang akan dibeli.

Selanjutnya, para importir tersebut berkunjung ke terminal PT IKT. Chiefy memiliki kewajiban menangani semua proses bisnis secara layak, dan berkelas dunia. "Artinya, terminal ini bisa mendorong industri mobil kita tumbuh, terus menjadi basis produksi di Asean, maupun di level dunia," ujarnya.

Tak ketinggalan, Chiefy menjelaskan budaya di perusahaannya. Ia menegaskan, PT IKT tidak hanya fokus pada elemen fungsional, tapi juga menuntut seni dalam bekerja. Menurut dia, hasil karya mereka merupakan representasi dan aset tanah air.

Chiefy menerangkan sebagai perusahan publik, PT IKT berkewajiban menghasilkan sesuatu untuk kemajuan Indonesia. Apalagi sebagian besar saham perusahaan ini milik negara, yakni sekitar 71,3 persen. Dia sepakat salah satu pendorong peningkatan kinerja yakni level of services kepada para kliennya.

Menurut DVP PFSO (Port Facility & Security Officer) PT IKT/IPCC Yanto Hendrawan, pihaknya terus berupa melakukan peningkatan layanan, termasuk quality control. Teknis pekerjaan pengiriman kendaran baik tujuan lokal maupun internasional dilakukan sesuai SOP yang ketat.

"Lihat iring-iringan kendaraan itu masuk satu persatu dengan jarak yang sama dengan kontrol yang ketat, " ujarnya saat menunjukkan pengiriman kendaraan yang masuk ke lambung kapal bertuliskan Panama.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement