REPUBLIKA.CO.ID, SORONG -- Pembangunan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) di Kabupaten Sorong, Provinsi Papua Barat akan menyerap investasi sebesar Rp 32,2 triliun. Gubernur Papua Barat, Dominggus Mandacan pada peresmian pengoperasian KEK di Pelabuhan Arar, Jumat (11/10), berharap Sorong menjadi pusat pertumbuhan ekonomi di Papua Barat.
"Ada tujuh kawasan ekonomi baru di luar Jawa yang dikembangkan pemerintah pusat. Kami bersyukur karena satu dari tujuh kawasan tersebut berada di Provinsi Papua Barat," sebut gubernur.
Selain menyerap investasi besar-besaran, lanjut Dominggus, KEK Sorong juga akan menyerap sebanyak 15 ribu tenaga kerja. Ia optimistis ini dapat membantu pemerintah mengatasi masalah pengangguran. Saat ini, kata dia, sudah ada sebanyak enam perusahaan eksisting beroperasi di kawasan tersebut. Tidak lama lagi akan ada penambahan dua perusahaan baru.
Ia merinci enam perusahaan itu yakni PT Megapura Prima Industri, PT Hendrison Intu Persada, PT Semen Bosowa, PT Bumi Sarana Utama, PT Semen Gresik serta PT Inti Kebun Makmur. Sedangkan dua perusahaan yang akan yang diantaranya PT Antam Nikel yang bergerak pada industri pengolahaan nikel. Perusahaan ini akan menjadi tenant utama di kawasan tersebut.
"Masing-masing bergerak dalam Industri pengolahan kelapa sawit, pengolahan hasil hutan dan perkebunan serta pabrik semen," sebutnya.
KEK Sorong berdiri diatas lahan seluas 523,7 hektaer yang dikembangkan sejak tahun 2016. Pengembangan kawasan ini menelan anggaran sebesar Rp 497 miliar dari perencanaan semula Rp 2,3 triliun.
"Ini kita bangun bersama melalui APBN serta APBD pemerintah Provinsi Papua Barat dan Kabupaten Sorong. Juga pelibatan swasta sesuai kemampuan masing-masing, dan tanggungjawab," ujarnya.