Rabu 09 Oct 2019 17:15 WIB

Pengguna Twitter Diminta tak Tautkan Nomor Telepon ke Akun

Twitter telah menggunakan nomor telepon dan surat-el untuk keamanan.

Rep: wartaekonomi.co.id/ Red: wartaekonomi.co.id
Dear Pengguna Twitter, Jangan Tautkan Nomor Telepon ke Akunmu, Kalau Tidak . . . .. (FOTO: Reuters/Thomas White)
Dear Pengguna Twitter, Jangan Tautkan Nomor Telepon ke Akunmu, Kalau Tidak . . . .. (FOTO: Reuters/Thomas White)

Warta Ekonomi.co.id -- Twitter telah menggunakan nomor telepon dan surat-el yang pengguna Twitter gunakan untuk keamanan autentikasi dua faktor, untuk menayangkan iklan bertarget. Sayangnya, perusahaan itu tak tahu pasti jumlah pengguna yang terkena dampak.

Masalah itu berkaitan dengan program khusus yang memungkinkan perusahaan menargetkan iklan terhadap pengguna tertentu dengan memanfaatkan nomor telepon dan surat-el yang tertaut dengan akun mereka.

“Masalah ini telah diatasi pada 17 September lalu,” kata perusahaan dalam pengungkapan masalah beberapa waktu lalu, dilansir dari TechCrunch, Kamis (9/10/2019).

Baca Juga: Mirip Hotel Del Luna, Menara Saidah Ikut Curi Panggung di Jagat Twitter

Otentikasi dua faktor merupakan fitur keamanan yang menyulitkan peretas untuk masuk ke akun pengguna. Sesungguhnya, menggunakan nomor telepon sebagai media untuk menerima kode dua faktor berpotensi mendatangkan risiko lain bagi pengguna, seperti serangan terhadap kartu SIM.

“Sebaiknya, pengguna beralih ke keamanan dua faktor berbasis autentikator Twitter,” imbuh perusahaan.

Tak hanya Twitter, Facebook pernah melakukan hal serupa tahun lalu. Hasilnya, Komisi Perdagangan Federal mendenda raksasa medsos itu sebesar US$5 miliar awal tahun ini dan dilarang menggunakan nomor telepon yang diperoleh dari fitur keamanan otentikasi dua faktor.

Menanggapi hal itu, Twitter menyampaikan permintaan maafnya. “Penargetan iklan kami merupakan kesalahan,” imbuh perusahaan.

Selain pelanggaran tersebut, Twitter pernah menyimpan kata sandi pengguna dalam bentuk teks, bukan kode pada tahun lalu. Pada Mei lalu, perusahaan juga mengonfirmasi kebocoran data lokasi pengguna. Yang paling baru sebelum kasus iklan ialah diretasnya akun milik Bos Twitter pada Agustus.

Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan Warta Ekonomi. Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab Warta Ekonomi.
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement