Selasa 08 Oct 2019 15:18 WIB

Reksa Dana Masih Jadi Investasi yang Menarik?

Reksa dana adalah wadah untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal (investor).

Rep: Novita Intan/ Red: Nidia Zuraya
Investasi reksadana
Foto: Republika/Edwin Dwi Putranto
Investasi reksadana

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tingkat suku bunga acuan turun lagi, sehingga menekan imbal hasil bagi produk investasi reksa dana. Di tengah tren penurunan suku bunga ini, investasi reksa dana pendapatan tetap masih memberikan return lebih menarik dibandingkan investasi lainnya.

Menurut Perencana Keuangan Melvin Mumpuni penurunan suku bunga acuan potensi investasi kian menarik. Hanya saja tinggal menyesuaikan portofolio tujuan keuangan.

Baca Juga

“Khususnya investasi bersifat paper assets seperti reksa dana, saham serta peer to peer lending masih menarik,” ujarnya ketika dihubungi Republika, Selasa (8/10).

Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada Rabu dan Kamis (18-19 September 2019) memutuskan untuk memangkas 7-Day Reverse Repo Rate sebesar 25 bps, dari sebelumnya 5,5 persen menjadi 5,25 persen.

Melvin menyebut tren suku bunga rendah beberapa produk surat utang juga bagus, misal di reksa dana pendapatan tetap. “Ketika suku bunga makin melemah lagi dan suku bunga kredit sudah turun lagi, maka investasi sektor real (contoh properti) menjadi menarik,” ucapnya.

Melvin menambahkan saat ini beberapa saham perusahaan terus memberikan harga terdiskon di tengah penurunan suku bunga acuan. “Fluktuasi seperti ini sebenarnya bisa disikapi dengan positif. Sebab beberapa saham dari perusahaan bagus mulai terdiskon,” ucapnya.

Reksa dana adalah wadah untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal (investor). Dana yang telah terkumpul tersebut nantinya akan diinvestasikan oleh manajer investasi ke dalam beberapa instrumen investasi seperti saham, obligasi atau deposito.

Reksa dana juga diartikan sebagai salah satu alternatif investasi bagi masyarakat pemodal, khususnya pemodal kecil dan pemodal yang tidak memiliki banyak waktu dan keahlian untuk menghitung risiko atas investasi mereka.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement