REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perum Bulog mengajukan permintaan impor beras ketan 65 ribu ton dari Thailand dan Vietnam. Terkait hal itu pengamat Ekonomi Universitas Indonesia, Telisa Aulia Falianty mengatakan, Presiden Joko Widodo (Jokowi) perlu mempertanyakan alasan Bulog mengajukan impor beras ketan.
“Data stok nasionalnya bagaimana, prediksi demand menjelang akhir tahun sehingga muncul kesimpulan perlu impor beras khusus ini. Jadi perlu transparansi.
Mungkin presiden perlu untuk meminta kepada bulog untuk transparansi kebijakannya,” kata Telisa kepada wartawan, Selasa (12/11).
Dia mengatakan, pengawasan impor tersebut harus diperkuat. Artinya, lebih transparan lagi alasan Bulog mengajukan impor beras ketan. Nantinya, kalau alasannya bisa diterima oleh akal sehat, masyarakat bisa memaklumi. Diakui, beras khusus itu memang diskresinya lebih tinggi daripada beras umum. Namun, transparansinya tetap harus didahulukan.
Di kesempatan lain, Sekretaris Perum Bulog, Awaludin Iqbal membenarkan ada permohonan impor beras ketan sebanyak 65 ribu ton dari Bulog ke Kementerian Perdagangan. Ia mengatakan, permintaan impor dari Vietnam dan Thailand tersebut adalah karena ada kebutuhan di dalam negeri yang tidak terpenuhi oleh petani di dalam negeri.
Namun ia tidak merinci berapa ton pasokan dalam negeri dalam setahun dan kebutuhan total di dalam negeri.
"Kalau data pasokan dalam negeri ada di Kementan, yang pasti ini kan kebutuhan customer yang minta segitu, kategori beras ini kan khusus dan tidak gampang mendapatkannya," ujarnya.