Sabtu 05 Oct 2019 05:05 WIB

Modal Kerja Kian Tipis, Startup Ini Niat PHK Massal! Berapa Korbannya?

WeWork melakukan PHK sebagai upaya mempertahankan bisnis .

Rep: wartaekonomi.co.id/ Red: wartaekonomi.co.id
Modal Kerja Kian Tipis, Startup Ini Niat PHK Massal! Berapa Korbannya?. (FOTO: Jackal Pan via Reuters)
Modal Kerja Kian Tipis, Startup Ini Niat PHK Massal! Berapa Korbannya?. (FOTO: Jackal Pan via Reuters)

Warta Ekonomi.co.id, Surakarta

WeWork, startup ruang kerja Bersama yang pernah bernilai 47 miliar dolar AS, diperkirakan akan melakukan PHK terhadap 5.000 karyawannya. Jumlah itu sekitar satu per tiga dari seluruh tenaga kerja mereka.

Kabar potensi PHK itu beredar dua minggu setelah pendiri dan Kepala Eksekutifnya, Adam Neumann hengkang dari perusahaan bekingan SoftBank itu. Sayangnya, WeWork menolak mengomentari kabar tentang PHK tersebut, sebagaimana dilansir dari TechCrunch, Jumat (4/10/2019).

Baca Juga: Diambang Kebangkrutan, Startup Bekingan SoftBank Ini Pusing Cari Pinjaman dan . . . .

WeWork baru saja gagal melantai di bursa tahun ini, tetapi diprediksi akan melakukannya pada 2020 dengan penilaian serendah 10 miliar dolar AS. Perusahaan itu juga tengah berdiskusi dengan JPMorgan soal suntikan dana baru yang bakal digunakan sebagai modal, menggantikan dana yang seharusnya terkumpul dari IPO.

Sejak pengunduran diri Neumann, WeWork sudah mengambil inisiatif guna memotong biaya operasional, Perusahaan bahkan berniat menjual perusahaan yang mereka akuisisi, seperti Managed by Q, Conductor, dan Meetup.

Maka tak heran, bila WeWork melakukan PHK sebagai upaya mempertahankan bisnis sekaligus mencari cara untuk memperoleh keuntungan agar bisa melantai di bursa tahun depan.

Pada Agustus lalu, WeWork mengklaim sudah menghimpun 8 miliar dolar AS dalam ekutias dan pendanaan utang, berdasarkan prospektus IPO-nya. Tak hanya itu, walau merugi hampir 1 miliar dolar AS pada paruh pertama 2019, perusahaan masih mengklaim penilaian setinggi 47 miliar dolar AS. Itu menunjukkan hal yang tidak biasa.

WeWork telah menjangkau 111 kota di 29 negara dengan 527 ribu anggota, menurut data yang Neumann paparkan saat mengundurkan diri.

Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan Warta Ekonomi. Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab Warta Ekonomi.
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement