REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) belum memproyeksikan berapa total kebutuhan investasi pada 2020 mendatang. Hanya saja, melihat proyek dan perkembangan ekonomi mendatang, PLN memproyeksikan akan menambah investasi di sektor kelistrikan.
Direktur Pengadaan Strategis II, PLN, Djoko Abumanan menjelaskan pada 2020 mendatang PLN berharap bisa berinvestasi lebih besar daripada 2019 ini. Hanya saja, berapa besaran investasinya masih menunggu Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS).
"Kami berharap pada 2020 bisa investasi lebih besar. Namun melihat lagi kondisi perekonomian. Berapa besarannya masih terus kami hitung dan angka pastinya menunggu RUPS," ujar Djoko saat dihubungi Republika.co.id, Senin (30/9).
Kemarin, Kementerian Keuangan barusaja mengeluarkan PMK 135 Tahun 2019 yang merupakan landasan hukum bagi pemerintah untuk mengeluarkan surat jaminan untuk pembiayaan syariah yang akan masuk ke proyek kelistrikan. Menanggapi hal tersebut, Djoko menjelaskan untuk bisa melakukan investasi lebih besar PLN terbuka dalam segi memperoleh pendanaan, termasuk dari lini keuangan syariah.
"Kami terbuka saja dan prinsipnya mana yang paling efisien, paling bagus dari segi investasi dan juga tenornya" ujar Djoko.
Djoko juga menjelaskan, jika terkait pelibatan keuangan syariah bukan hal baru bagi PLN. PLN sempat menerbitkan sukuk ijarah. Nilai emisi yang ditawarkan untuk instrumen utang syariah ini adalah sebesar Rp 797,50 miliar.
Sukuk ini juga merupakan bagian dari sukuk ijarah berkelanjutan III dengan target sisa imabalan ijarah yang akan dihimpun sebesar Rp 4 triliun. Tujuan penggunaan dana dari penerbitan sukuk ini tak jauh berbeda dengan tujuan penerbitan obligasi, yakni untuk membiayai kegiatan investasi perusahaan.
Jika mengacu pada 2019 ini, total kebutuhan investasi PLN mencapai Rp 90 triliun. Dana tersebut digunakan oleh perusahaan untuk menuntaskan proyek 35 GW. Untuk bisa memenuhi kebutuhan investasi PLN pada tahun ini menerbitkan obligasi.
PT Perusahaan Listrik Negara (Persero)/PLN menerbitkan obligasi senilai Rp 1,91 triliun pada awal september kemarin. Obligasi ini merupakan tahap kelima dari Penawaran Umum Berkelanjutan (PUB) obligasi berkelanjutan III PLN dengan target dana total senilai Rp 16 triliun.