Jumat 27 Sep 2019 04:55 WIB

Memacu Anak Muda Mulai Berinvestasi

Keinginan anak muda untuk berinvestasi masih terbilang rendah.

Rep: Retno Wulandari/ Red: Agung Sasongko
Investasi (ilustrasi)
Foto: Reuters/Leonhard Foeger
Investasi (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA -- Keinginan anak muda untuk berinvestasi masih terbilang rendah. Akademisi dari Universitas Indonesia, Fithra Faisal Hastiadi, mengakui banyak anak muda enggan berinvestasi karena takut terjebak investasi bodong.

Selain itu, anak muda juga masih tertarik untuk meningkatkan pengalaman leisure, alih-alih menyisihkan uang untuk berinvestasi. "Milenial saat ini masih memikirkan bagaimana meningkatkan pengalaman sosial dan mengejar leisure," kata Fithra, Kamis (26/9).

Oleh karena itu, lanjut Fithra, penting bagi semua pihak terutama manager investasi untuk turut memberikan edukasi kepada anak muda. Seperti diketahui, minimnya edukasi membuat penetrasi keuangan pun masih sangat rendah di Indonesia.

Sekarang ini ada banyak ragam instrumen yang bisa menjadi pilihan anak muda untuk berinvestasi. Menurut Fithra, instrumen investasi yang aman sekaligus menjanjikan bagi pemula yaitu obligasi negara, baik syariah maupun konvensional.

"Selama pemerintah masih ada pasti akan dibayar. Sekalian kita membantu proyek-proyek pemerintah," tutur Fithra.

Untuk menumbuhkan semangat berinvestasi di kalangan masyarakat Indonesia, khususnya anak muda, PT Bank Central Asia Tbk (BCA) pun akan kembali menggelar Indonesia Knowledge Forum (IKF) pada tahun ini dengan tema Capital Culture – Nurturing Mindset for The Next Era of Capital Culture.

"IKF VIII ini menjadi salah satu bentuk dukungan BCA terhadap strategi dan implementasi pemerintah dalam upaya menjembatani kebutuhan individu dan organisasi di dalam mengelola modal dan berinvestasi di era industri 4.0,” kata

Komisaris Independen BCA Cyrilus Harinowo.

Cyrillus menambahkan, salah satu cara untuk meningkatkan literasi keuangan dan mempercepat implementasinya di masyarakat Indonesia adalah melalui inovasi baik digital maupun non digital. Setiap tahun, IKF didorong untuk memberikan inspirasi agar setiap partisipan memiliki ide, inisiatif, inovasi, dan kreativitas dengan memanfaatkan perkembangan teknologi saat ini untuk menjadi entrepreneur. 

IKF VIII yang diselenggarakan pada 8 - 9 Oktober 2019 di The Ritz Carlton Pacific Place, Jakarta ini akan menghadirkan Sri Mulyani selaku Menteri Keuangan Republik Indonesia sebagai keynote speaker dan Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro. Selama dua hari, sebanyak 32 pembicara yang kompeten di bidangnya akan turut berpartisipasi untuk berbagi ilmu, pengalaman serta inspirasi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement