Rabu 25 Sep 2019 14:26 WIB

DP KPR Diperlonggar, BTN: Hunian Menengah Tumbuh Positif

Saat ini angka backlog hunian di Indonesia mencapai 11,4 juta unit.

Rep: Novita Intan/ Red: Nidia Zuraya
Warga berjalan di perumahan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) Bank BTN. ilustrasi
Foto: Antara/Seno
Warga berjalan di perumahan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) Bank BTN. ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bank Indonesia melonggarkan ketentuan uang muka melalui pelonggaran kebijakan Loan to Value (LTV) bagi pembiayaan properti. Adapun penurunan uang muka tersebut sebesar lima persen.

Executive Vice President Nonsubsidized Mortgage & Consumer Lending Division (NSLD) Bank BTN Suryanti Agustinar mengatakan pasar properti kian bergairah setelah relaksasi LTV digulirkan pekan lalu. "Sektor hunian menengah bawah menjadi segmen yang menggerakkan roda bisnis properti," ujarnya kepada Republika, Rabu (25/9).

Baca Juga

Seperti diketahui, hingga saat ini angka kesenjangan antara supply dan demand (backlog) hunian masih cukup lebar, yakni 11,4 juta unit. Adanya kebijakan baru tersebut, PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk dengan bekerja sama dengan PT Agung Podomoro Land (APL) Tbk.

Menurut Suryanti kolaborasi dengan Agung Podomoro dapat menambah angka relaisasi KPR/KPA sebesar Rp 1 triliun per bulan. Apalagi, Bank Indonesia telah memberikan stimulus berupa pelonggaran LTV bagi KPR kedua dan seterusnya hanya lima persen khusus kawasan Go Green.

“Ini artinya, masyarakat dipastikan semakin mudah memiliki hunian impiannya karena secara otomatis baik down payment (DP) maupun bunga KPR yang ditawarkan perbankan juga menjadi lebih rendah dibanding sebelumnya,” jelasnya.

Adapun kolaborasi ini Bank BTN memberikan bunga KPR spesial mulai dari lima persen fixed 2 tahun, uang muka (down payment/DP) sebesar lima persen, bebas biaya administrasi, bebas biaya provisi dan administrasi, serta diskon asuransi jiwa sebesar 10 persem. Program ini berlaku hingga 31 Desember 2019

Sementara Assistant Vice President Residential Marketing Agung Podomoro Land Zaldy Wihardja menambahkan pasar properti kian bergairah setelah relaksasi loan to value(LTV) digulirkan pekan lalu. Sektor hunian menengah bawah dinilai menjadi segmen yang menggerakkan roda bisnis properti.

“Sejak Agustus 2019 sebenarnya sudah terasa adanya peningkatan penjualan. Namun, ditambah adanya relaksasi pelonggaran LTV, kami optimistis penjualan properti pada 2020 kian membaik," ucapnya.

Ke depan, guna menjaga momentum peningkatan pasar tersebut, perusahaan terus menjalin kolaborasi bisnis bersama Bank BTN, dengan manawarkan berbagai kemudahan transaksi KPR/KPA.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement