Selasa 24 Sep 2019 09:59 WIB

Beras Mahal, Buwas Perintah Pejabat Hingga Karyawan ke Pasar

Operasi pasar Bulog khusus DKI Jakarta memasok beras untuk meredam gejolak harga.

Rep: Dedy Darmawan Nasution/ Red: Friska Yolanda
Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso bersama jajaran direksi meluncurkan kegiatan operasi pasar beras khusus di kawasan DKI Jakarta, Selasa (24/9). Operasi pasar digelar selama tiga hari. Pasokan beras yang disiapkan sebanyak 2.000 ton per hari.
Foto: Republika/Dedy Nasution
Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso bersama jajaran direksi meluncurkan kegiatan operasi pasar beras khusus di kawasan DKI Jakarta, Selasa (24/9). Operasi pasar digelar selama tiga hari. Pasokan beras yang disiapkan sebanyak 2.000 ton per hari.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso meluncurkan kegiatan operasi pasar khusus kawasan DKI Jakarta pada Selasa (24/9). Sebanyak 20 pasar tradisional siap dipasok beras Bulog dengan harga di bawah patokan Harga Eceran Tertinggi (HET) untuk meredam gejolak harga.

Namun, untuk operasi pasar kali ini, pihaknya melibatkan para pejabat mulai kepala divisi hingga kepala seksi dan seluruh karyawan Bulog dalam melakukan penjualan di pasar. "Operasi pasar kali ini melibatkan seluruh karyawan Perum Bulog. Kita akan lakukan secara masif," ata Buwas di Jakarta, di Kantor Pusat Bulog, Jakarta, Selasa (24/9).

Baca Juga

Buwas menyebut, dengan turun langsung ke lapangan, semua pekerja akan mendapat berbagai masukan dan menemukan solusi dalam memasarkan produk Bulog. Sekaligus, dalam mendengar keluhan-keluhan masyarakat soal stabilisasi harga pangan,

Lebih lanjut, Buwas mengatakan telah memerintahkan seluruh Kantor Wilayah Bulog untuk mulai melakukan operasi pasar melalui pedagang di pasar tradisional, ritel modern, jaringan outlet Rumah Pangan Kita, hingga mitra distributor. Selain itu, kata dia, Bulog juga memperluas titik distribusi beras hingga level kelurahan/desa, pemukiman penduduk, maupun warung dan toko di tingkat desa.

"Kita siapkan 500 ribu ton untuk operasi pasar sampai bulan Desember. Per hari kita gelontorkan 15 ribu ton seluruh Indonesia. Khusus di Jakarta per hari 2.000 ton," kata Buwas.

Mengutip data Bulog, realisasi operasi pasar sejak 1 Januari 2019 hingga 23 September 2019 mencapai 333.401 ton dengan rata-rata per hari 1.126 ton. Adapun operasi pasar khusus di wilayah Jakarta, pada periode yang sama mencapai 42.026 ton dengan rata-rata per hari 2.159 ton.

Menurut Buwas, terdapat kenaikan volume operasi pasar dalam beberapa waktu terakhir. Itu menunjukkan adanya sinyal bahwa pasar membutuhkan pasokan lebih banyak demi meredam potensi gejolak harga.  

Namun, kata dia, dengan memperhatikan pola pergerakan harga beras tahunan, situasi pada akhir 2019 ini cenderung tidak signifikan. Meski begitu, Bulog tetap melakukan antisipasi dini secara masif sebelum harga beras terus merangkak naik dan mendorong lonjakan inflasi pangan secara nasional.  

Mengutip Informasi Harga Pangan Strategis Nasional (PIHPS) beras kualitas medium I dan II hingga Senin (23/9)  dihargai Rp 11.850 per kilogram (kg) dan Rp 11.650 per kg. Harga tersebut jauh di atas harga eceran tertinggi (HET) beras sebesar Rp 9.450-Rp 10.250 per kg tergantung wilayah.

Sementara, harga beras kualitas Super I dan II atau premium masing-masing dihargai Rp 13.100 per kg dan Rp 12.650 per kg. Adapun HET beras premium sesuai aturan pemerintah sebesar Rp 12.800 - 13.600 per kg tergantung wilayah. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement