Senin 23 Sep 2019 11:50 WIB

Kementan Lepas Ekspor Produk Pertanian dari Sumut

Total produk yang dieskpor mencapai Rp 37,7 miliar.

Produk pertanian yang akan diekspor dari Sumut.
Foto: kementan
Produk pertanian yang akan diekspor dari Sumut.

REPUBLIKA.CO.ID, BELAWAN -- Kepala Badan Karantina Pertanian (Barantan) melepas melepas ekspor produk pertanian asal Sumatra Utara, Ahad (22/9). Produk pertanian yang diekspor  total sertifikasi sebanyak 50 dokumen sekaligus dengan nilai ekonomi mencapai Rp 37,7 miliar.

Masing-masing  terdiri dari  hasil olahan produk hortikultura berupa jus nanas sebanyak  6,4 ton, 9,2 ton jus pepaya dengan negara tujuan Vietnam. Selain itu 14 produk segar dan olahan hortikultura antara lain berupa sayuran kubis, jahe, ubi jalar beku, kentang, kentang beku, tepung serai, asam potong dan mengkudu. Adapun negara tujuan ekspornya adalah Jepang, Korea Selatan, India, Taiwan dan Malaysia, Bangladesh, Pakistan, Thailand, Cina, Singapore dan Korea Selatan.

Baca Juga

Jamil mengapresiasi langkah para pelaku agribisnis asal Sumut yang jeli mengambil peluang usaha, kreatif mengolah produk pertanian menjadi bahan setengah jadi, dan terus lakukan improvisasi terhadap komoditas ekspor dengan tetap menjaga kualitas, kuantitas dan kontinuitas.

"Tadi saya mendapat penjelasan eksportir, produk olahan nenas dan pepaya ini sudah mulai diminati pasar internasional, Insya Alloh kedepan tidak hanya diekspor ke Vietnam melainkan bisa merambah ke negara lainnya dan akan terus bertambah," kata Jamil.

Kepala Karantina Pertanian Belawan, Hasrul yang turut mendampingi Kepala Barantan dalam kunjungan kerjanya kali ini memaparkan kinerja ekspor sektor pertanian diwilayah kerjanya pada periode Januari sampai dengan September 2019.  Tercatat 8.745 kali permohonan sertifikasi ekspor dengan total sebanyak 2.391 ribu tons dan 488 ribu metrik ton dengan nilai barang mencapai Rp. 9,5 triliun.

photo
Kepala Badan Karantina Pertanian (Barantan) melepas melepas ekspor produk pertanian asal Sumatra Utara, Ahad (22/9).

Langkah Proaktif Pacu Ekspor, Percepat Investasi Pertanian

Karantina Belawan melakukan langkah proaktif dengan menginisiasi koordinasi dengan seluruh stake holder diwilayah kerjanya. Langkah  ini diharapkan  mampu memetakan masalah sekaligus mencarikan solusi guna mendorong ekspor sekaligus dapat menarik investor dalam memanfaatkan potensi besar pertanian asal Sumut.

Untuk itu, inovasi  yang disiapkan adalah layanan  Pojok Ekspor. Inovasi ini merupakan fasilitas yang dapat memberikan informasi tentang persyaratan ekspor ke negara tujuan dan informasi lain yang disiapkan khusus bagi calon pelaku agrobisnis yang baru memasuki pasar ekspor.

Layanan ini juga dapat memberikan informasi terkait peluang investasi khususnya pada jenis usaha yang berkaitan dengan perkarantinaan yakni : fumigasi, kemasan kayu, rumah walet dan pemrosesan sarang walet.

Untuk percepatan layanan karantina, pada saat yang sama Kabarantan juga serahkan Surat Keputusan  penetapan  tempat pemeriksaan In Line Inspection  kepada PT Wahana Makmur.

Dan juga kartu  'Priority Card' kepada 3 pelaku usaha yang telah mampu memenuhi 3  kriteria bagi perusahaan dengan layanan prioritas.  Pertama, komoditas yang diekspor memiliki risiko rendah (low risk). Kedua, sudah ditetapkan sebagai Instalasi Karantina Tumbuhan (IKT) atau tempat lain untuk tindakan karantina tumbuhan. Ketiga, kepatuhan perusahaan terhadap peraturan karantina pertanian. Fasilitas percepatan layanan ini tetap akan mendapatkan monitoring secara periodik oleh Barantan.

"Ini instruksi Menteri Pertanian, permudah ekspor dan percepat invetasi dibidang pertanian. Ada kesulitan dalam prosesnya hubungi kami langsung," kata Jamil.

Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Deli Serdang, Syamsul Bahri yang juga hadir dan turut melepas ekspor menyatakan bahwa pihaknya siap lakukan pengembangan kawasan pertanian berorientasi ekspor guna menjamin  ketersediaan bahan baku.  Syamsul juga mengapresiasi langkah proaktif Kementan dalam mendorong ekspor sekaligus investasi  pertanian di wilayah kerjanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement