REPUBLIKA.CO.ID, KUPANG -- Bank Indonesia (BI) mengajak masyarakat Indonesia untuk merawat uang Rupiah. Hal tersebut dilakukan sebagai bagian dari cara mencintai para pahlawan yang ada di dalam lembaran uang tersebut.
"Karena di uang ada gambar pahlawan, sehingga kita harus menghargai pahlawan yang ada gambarnya kita harus rawat yang bagus," kata Kepala Departemen Pengelolaan Uang BI Heru Pranoto di Desa Komodo, Kabupaten Manggarai Barat NTT, Ahad (22/9).
Kedatangan BI ke desa Komodo di Pulau Komodo itu dalam rangka menggelar ekspedisi kas keliling pulau terluar, terdepan dan tertinggal (3T) yang mana pulau Komodo adalah pulau kedua yang disinggahi. Heru menilai bahwa banyaknya uang lusuh yang tersebar di masyarakat itu karena memang minimnya pengetahuan masyarakat merawat uang Rupiah.
Uang Rupiah dalam setiap transaksi jual beli, sering dilipat-lipat sehingga lecek dan pada akhirnya lusuh kotor dan tak bisa digunakan lagi. Hal itu yang membuat BI kemudian membuat program Kas Keliling sehingga uang lusuh yang beredar di masyarakat itu bisa diambil kembali dan ditukarkan dengan yang baru.
Heru mengatakan bahwa sosialisasi tentang cara merawat uang sudah sering dilakukan oleh BI tidak hanya di daerah 3T tetapi juga di perkotaan dan pedesaan. "Nah dalam sosialisasi ciri keaslian rupiah kita juga sering menyampaikan bagaimana merawat uang dengan baik dan benar," tutur dia.
Selain menjaga dan merawat Rupiah masyarakat juga diimbau untuk berhati-hati dengan penyebaran uang palsu yang mudah beredar di masyarakat. "Kegiatan kas keliling adalah kesempatan BI untuk mensosialisasikan ciri-ciri keaslian rupiah," tambah Heru.
BI juga berharap agar masyarakat bisa mendapatkan dan mengetahui bagaimana menjaga dan merawat uang serta bagaimana mengetahui ciri keaslian rupiah.