Jumat 20 Sep 2019 09:43 WIB

BTPN Syariah Maksimalkan Kinerja Community Officer

Community officer menjadi lengan utama BTPN Syariah dalam menggerakkan pembiayaan.

Rep: Arif Satrio Nugroho/ Red: Friska Yolanda
 Aktivitas di stand BTPN Syariah, Jakarta, Jumat (20/10).
Foto: Republika/Yasin Habibi
Aktivitas di stand BTPN Syariah, Jakarta, Jumat (20/10).

REPUBLIKA.CO.ID, MEDAN -- PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional (BTPN) Syariah akan terus memaksimalkan kinerja Community Officer dalam membina pemberdayaan keluarga prasejahtera. Maksimalisasi para community officer itu untuk menghasilkan output maksimum dari program pemberdayaan masyarakat prasejahtera BTPN Syariah.

Direktur BTPN Syariah Gatot Adhi Prasetyo mengatakan, para community officer (CO) akan didorong untuk semakin memaksimalkan usaha para nasabah agar usaha tersebut berkembang. "Jadi bagaimana BTPN Syariah membangun efektivitas kerja para CO ini agar para nasabah berkembang usahanya dari tahun ke tahun," kata Gatot saat ditemui di Medan, Sumatra Utara, Kamis (19/9) malam.

Jumlah para bankir pemberdaya ini sekitar 10 ribu di seluruh Indonesia. Sebanyak 70 persen di antaranya bahkan lulusan SMA. Mereka bertugas memberikan pembinaan pada jutaan nasabah prasejahtera agar terus mengembangkan usaha mereka dari pinjaman syariah yang diberikan BTPN Syariah.

Dengan kata lain, bankir pemberdaya ini menjadi lengan utama BTPN Syariah dalam menggerakkan pembiayaan. Namun, bukan berarti para CO ini hanya akan ditambah dalam hal jumlah atau memperbanyak nasabah. Namun, usaH nasabah yang sudah ada harus dimaksimalkan.

"Existing customer is better, artinya kesempatan dan meningkatkan bisnis nasabah yang ada harus bisa lebih baik," kata Gatot.

Dengan demikian, nasabah yang tingkatnya prasejahtera akan meningkat levelnya. Nasabah yang telah berkembang tentu akan dibina lebih lanjut oleh CO yang lebih senior.

Untuk diketahui, skema pemodalan pemberdayaan masyarakat prasejahtera ini dilakukan secara kelompok ini diberikan pada kaum perempuan tanpa agunan. "BTPN Syariah bahkan menjadi satu-satunya bank yang fokus dalam pemberdayaan prasejahtera," kata Corporate Communication Head Ainul Yaqin di Medan, Sumatera Utara, Kamis.

Ainul Yaqin mengatakan, pembiayaan ini menyasar kaum perempuan. Alasannya, perempuan dinilai memiliki peran yang besar dalam perekonomian keluarga, dan dinilai lebih disiplin. Skema pemberdayaan berupa modal ini dipinjamkan ke kelompok pengusaha perempuan untuk membangun atau mendirikan usaha di berbagai sektor.

Mereka mendapat bantuan awal sebesar Rp 2 juta dengan tenor satu tahun. Namun, seiring perkembangan usaha, bantuan bisa diajukan kembali dengan jumlah yang lebih besar, hingga puluhan bahkan ratusan juta.

Diakui Ainul Yaqin, program pemberdayaan masyarakat sejahtera menjadi salah satu program yang mampu menekan angka non performing financing (NPF) atau kredit bermasalah. Dengan pembinaan yang tepat dari para community officer, bankir pemberdaya maka usaha dari para nasabah akan terus berkembang.

"Bila usaha para nasabah berkembang, otomatis ini akan menekan NPF," kata Ainul saat berbincang dengan Republika.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement