Kamis 19 Sep 2019 10:15 WIB

Inflasi dan Rupiah Terjaga, Suku Bunga BI Diprediksi Turun

Nilai tukar rupiah cenderung stabil dalam sebulan terakhir.

Rep: Novita Intan/ Red: Nidia Zuraya
Suku bunga Bank Indonesia
Foto: IST
Suku bunga Bank Indonesia

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bank Indonesia (BI) akan menggelar Rapat Dewan Gubernur (RDG) pada hari ini, Kamis (19/9) untuk memutuskan tingkat suku bunga acuan. Saat ini tingkat BI 7 Days Repo Rate (BI7DRR) berada pada level 5,5 persen.

Ekonom PT Bank Permata Tbk Josua Pardede memprediksi Bank Indonesia akan kembali memangkas suku bunga acuan BI7RR pada RDG bulan ini. "Prediksi dengan mempertimbangkan kestabilan harga-harga barang dan jasa yang tercermin dari perkembangan laju inflasi serta perkembangan nilai tukar rupiah," ujarnya ketika dihubungi Republika, Kamis (19/9).

Baca Juga

Menurutnya laju inflasi cenderung stabil di tengah ekspektasi inflasi yang cenderung terjangkau dalam target sasaran inflasi Bank Indonesia pada kisaran 3,5± satu persen hingga akhir tahun ini.

Selain itu, menurutnya nilai tukar rupiah cenderung stabil dalam sebulan terakhir ini, di mana volatilitas rupiah secara rata-rata menurun yang terindikasi dari one-month implied volatility yang menurun menjadi 6,4 persen saat dari rata-rata Agustus yang tercatat sekitar 7,6 persen.

"Rupiah secara rata-rata menguat sekitar satu persen ke level 14.100 per dollar sepanjang September ini," ucapnya.

Kemudian, lanjut Josua terkendalinya laju inflasi serta kestabilan nilai tukar rupiah juga ditopang oleh ekspektasi penurunan defisit transaksi berjalan sejalan dengan membaiknya neraca perdagangan sepanjang kuartal ketiga tahun ini.

"Perbaikan defisit transaksi berjalan tersebut didorong oleh penurunan laju impor yang lebih besar dibandingkan penurunan laju ekspor," jelasnya.

Namun demikian, menurutnya penurunan laju impor tersebut mengindikasikan bahwa realisasi investasi cenderung stagnan di tengah tren perlambatan ekonomi global yang mempengaruhi moderasi pertumbuhan permintaan domestik. Hal ini mempertimbangkan tingkat inflasi yang terkendali, stabilnya nilai tukar rupiah dan perbaikan defisit transaksi berjalan, maka ruang pelonggaran kebijakan moneter terbuka.

"Dan momentum pelonggaran kebijakan moneter dengan penurunan suku bunga acuan juga saat bersamaan dapat mempertahankan momentum pertumbuhan ekonomi domestik di tengah tren perlambatan ekonomi global dan bahkan potensi resesi dari beberapa negara maju dan berkembang," jelasnya.

Ke depan, menurutnya pelonggaran kebijakan moneter Bank Indonesia juga mempertimbangkan keputusan Fed untuk memangkas suku bunga acuan sebesar 25bps menjadi dua persen pada rapat FOMC bulan ini. Stance pelonggaran kebijakan moneter dari bank sentral global seperti Fed, ECB, PBoC dan sebagian besar bank sentral negara berkembang mengindikasikan masih tetap menariknya imbal hasil investasi aset keuangan domestik. 

"Oleh sebab itu, Bank Indonesia diperkirakan akan kembali memangkas tingkat suku bunga acuannya sebesar 25bps menjadi 5,25 persen dalam RDG bulan ini," ucapnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement