REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution menilai kenaikan harga minyak mentah akibat serangan di fasilitas minyak Arab Saudi, Aramco, terbilang wajar. Menurut Darmin naiknya harga minyak mentah dunia tergantung pemerintah Saudi dapat menyelesaikan insiden tersebut.
"Masuk akal saja harga naik segitu, tapi tunggu dibetulkan, jangan nanya naiknya segitu namanya juga insiden dunia," ucapnya, Selasa (17/9).
Ke depan, Darmin memperkirakan lonjakan harga minyak mentah dunia hanya berdampak sementara. Ia meminta tidak terlalu khawatir dengan kondisi saat ini.
Mengutip Reuters, harga minyak mentah berjangka Brent melejit 8,8 dolar AS atau 14,6 persen menjadi 69,02 dolar AS per barel. Lonjakan tersebut merupakan lonjakan harian terbesar setidaknya sejak 1988.
Meski melonjak, namun harga minyak mentah itu masih di bawah asumsi ICP dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2019 yakni 70 dolar AS per barel. Pada Agustus 2019, ICP tercatat sebesar 57,26 dolar AS per barel turun 4,05 dolar AS per barel dari bulan sebelumnya.