REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Pertanian (Kementan) menilai, budi daya kacang hijau akhir-akhir ini memberikan keuntungan yang mengiurkan. Sebab kacang hijau produksi dalam negeri ternyata mulai diminati negara tetangga.
“Ekspor kacang hijau pada umumnya mengikuti panen raya, mulai meningkat pada bulan Agustus–September,” demikian kata Direktur Aneka Kacang dan Umbi, Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, Amiruddin Pohan di Jakarta, Senin (16/9), seperti dalam siaran persnya.
Karena itu, Amiruddin menegaskan dengan adanya peningkatan ekspor ini, Kementan tahun ini mulai mendorong produksi kacang hijau dengan memberikan fasilitasi bantuan berupa perbaikan varietas benih. Kegiatan ini dilaksanakan pada empat provinsi seluas 6.500 hektare yaitu di Sumatera Utara, Jawa Barat, Jawa Tengah dan Nusa Tenggara Timur (NTT).
“Daerah sentra produksi kacang hijau untuk wilayah Jawa Tengah ada di Kabupaten Pati, Grobogan dan Demak, Jawa Timur di Kabupaten Gresik, Sidoarjo, Sumenep dan Sampang. Kemudian Jawa Barat di Kabupaten Garut dan Cianjur, NTB di Kabupaten Sumbawa dan Dompu dan Sulawesi Selatan di Kabupaten Jeneponto dan Takalar,” terangnya.
Menurut Amiruddin, negara utama tujuan ekspor kacang hijau saat ini yakni Taiwan, Philipina dan RRC. Melansir data BPS, periode Januari-Juni 2019 ekspor kacang hijau segar dengan negara tujuan Jepang, Hongkong, Cina, Taiwan, Vietnam, Singapura, Philipina dan Timor Leste sebanyak 3.489 ton dengan nilai Rp 4,5 miliar dan Mesir merupakan negara tujuan ekspor baru.
“Saya ingin petani tergerak mulai tanam kacang hijau. Banyak kelebihannya, mudah cara pertanaman dan harganyapun bagus,” bebernya.
Prospek budidaya
Amiruddin menuturkan kacang hijau merupakan komoditas tanaman pangan yang sangat gampang dibudidaykan. Kurun waktu dua bulan, kacang hijau bisa langsung panen dan juga bisa sebagai tanaman sela yang dapat tumbuh optimal pada saat musim kering.
“Saat masih kemarau seperti sekarang ini bisa kita manfaatkan lahan dengan pertanaman kacang hijau. Umurnya kan sekitar 60 hari panen, jadi tak perlu menunggu lama sudah bisa langsung menghasilkan," tuturnya.
Lebih lanjut Amiruddin menjelaskan untuk metode dan waktu penanaman kacang hijau umumnya tanpa olah tanah dengan sebar benih 25 kilogram (kg) per hektare beberapa hari menjelang panen padi Musim Kemarau (MK)-II. Saat ini sudah tersedia 23 jenis varietas unggul yang telah dilepas oleh pemerintah.
Adapun varietas yang disukai oleh negara tujuan ekspor itu biasanya Varietas Vima I yang warnanya agak kusam, produksinya mencapai 1,38 hingga 1,76 ton per hektare. Ada juga Varitas Vima 3 dengan produksi mencapai 2,1 ton per hektare dan Vima 5 dengan produksi mencapai 2,34 ton per hektare.
Rata-rata produksi nasional kacang hijau saat ini mencapai 1,2 ton per hektare dengan harga jual di tingkat petani cukup tinggi berkisar Rp 11.500 sampai Rp 14 ribu per kilogram. “Mengacu data BPS, produktivitas kacang hijau selama 10 tahun terakhir berfluktuasi dan cenderung meningkat sebesar 1,09 persen meskipun luas panen dan produksi cenderung menurun 2,97 persen dan 1,97 persen,” tambahnya.
Amiruddin mengatakan salah satu daerah di musim gadu ini yang tepat menanam kacang hijau yakni Kabupeten Demak. Harganya di musim gadu cukup bagus sekitar Rp 12 ribu per kg, apalagi kacang hijau di Demak ini sudah banyak dilirik eksportir baik dari Surabaya maupun Jakarta. Seperti halnya yang telah dilepas minggu lalu ke Filipina dan China.
"Ini peluang yang harus kita tangkap. Dengan adanya ekspor yang kontinu menandakan kacang hijau dalam negeri punya sisi karakteristik yang secara konsisten diminati di pasar dunia," tandas Amiruddin