Senin 16 Sep 2019 09:10 WIB

Pengusaha Produk Halal Didorong Kembangkan Pasar ke Timteng

Indonesia Halal Economy Investment Forum 2019 jadi langkah awal business matching.

Chairman Indonesia Halal Lifestyle Center (IHLC) Sapta Nirwandar (kiri) dam Konjen RI di Dubai Ridwan Hassan berbincang-bincang di sela acara sambutan makan malam yang dihelat Konjen RI di Dubai, Ahad (15/9).
Foto: IHLC
Chairman Indonesia Halal Lifestyle Center (IHLC) Sapta Nirwandar (kiri) dam Konjen RI di Dubai Ridwan Hassan berbincang-bincang di sela acara sambutan makan malam yang dihelat Konjen RI di Dubai, Ahad (15/9).

REPUBLIKA.CO.ID, DUBAI -- Bank Indonesia bersama Indonesia Halal Lifestyle Center (IHLC) mendorong para pelaku usaha produk halal di Tanah Air untuk mengembangkan pasar di Timur Tengah. Melalui forum Indonesia Halal Economy Investment Forum 2019 diharapkan pelaku bisnis di luar negeri bisa mendapatkan informasi memadai mengenai produk-produk halal asal Indonesia.

Kepala Departemen Ekonomi Syariah Bank Indonesia Suhaedi mengatakan banyak pelaku usaha di luar negeri yang masih belum mengenal produk-produk halal asal Indonesia. "Kita ingin memfasilitasi akses pasar ke Timur Tengah bagi kegiatan usaha syariah di Tanah Air," ujar dia ketika di wawancara Republika di Dubai,

Bank Indonesia mengajak beberapa usaha binaannya di ajang ini. Ada pula beberapa usaha binaan perbankan nasional yang turut serta, dan pengusaha individual lainnya. Suhaedi ingin para pelaku usaha itu bisa berinteraksi dengan pembeli atau investor prospektif di Timur Tengah. "Dimulai dari Dubai sebagai hub target pasar produk halal kita," ujarnya.

Melalui ajang ini, Suhaedi berharap para pelaku usaha Indonesia juga bisa memberi informasi mengenai prospek investasi syariah yang sedang didorong pemerintah. Investasi syariah ini tak hanya untuk kawasan industri halal tapi juga individu. "Masyarakat di luar negeri perlu informasi lebih banyak," ucapnya menegaskan.

Indonesia Halal Economy Investment Forum 2019, ujar Suhaedi, bisa menjadi langkah awal terjalinnya business matching, kontrak bisnis atau deal-deal bisnis lainnya. Ia mengharapkan ajang ini nantinya berlanjut di perhelatan yang lebih besar, yakni Indonesia Shari'a Economic Festival (ISEF) 2019 yang akan digelar di Jakarta pada November mendatang.

Chairman IHLC Sapta Nirwandar mengatakan ada beberapa produk pilihan yang akan diperkenalkan di Indonesia Halal Economy Investment Forum 2019 yang digelar di Dubai dan Jeddah. Ia menyebutkan di antaranya makanan, fesyen, dan turisme. "Kita akan usahakan business matching dengan investor atau buyer dari Timur Tengah," ujarnya.

Wakil Menteri Pariwisata di era Presiden SBY ini mengatakan ajang ini menjadi peluang ekonomi dua arah bagi pengusaha Indonesia dan Timur Tengah, khusunya di Uni Emirat Arab dan Arab Saudi. Ada sekitar 20-an pengusaha Indonesia yang ikut serta di forum bisnis ini.

Indonesia Halal Economy Investment Forum 2019 juga disokong Kementerian Luar Negeri RI. Konjen RI di Dubai, Ridwan Hassan mengatakan Indonesia seharusnya menjadi pusat industri halal dunia baik untuk pariwisata, makanan atau fesyen. Karena itu, ia sangat mendorong digelarnya forum bisnis ini agar kegiatan ekonomi bisa tumbuh tak hanya di leval pemerintah dengan pemerintah tapi juga terjalin di antara business to business.

Khusus untuk pelaku UMKM, Ridwan meminta mereka untuk tidak segan meminta bantuan atau informasi dari KBRI atau Konjen di Dubai. Bila ada order bisnis, pelaku UMKM bisa meminta bantuan KBRI atau Konjen untuk mengecek kebenaran mitra bisnisnya yang ada di UEA. "Jangan segan untuk mengontak kita untuk mengecek mitra bisnis itu. Semuanya gratis, karena kita sudah dibayar negara," ujar Ridwan.

Ridwan mengatakan potensi bisnis halal di Timur Tengah sangat besar. Bahkan, pengusaha Indonesia bisa memanfaatkan jaringan usaha Hipermarket Lulu yang berasal dari UEA, untuk pemasaran produk. "Kita sudah buat MoU dengan Lulu untuk mempergunakan jaringan mereka mempromosikan produk halal Indonesia," ujarnya.

Hipermarket Lulu sudah memiliki sekitar 160 gerai yang tersebar di Timur Tengah, India dan beberapa negara lainnya. Di Indonesia, Hipermarket Lulu sudah berdiri di BSD dan Cakung. Satu gerai lagi akan didirkan di kawasan Sentul, Bogor.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement