Rabu 11 Sep 2019 14:35 WIB

Warga Bandung yang Beli Properti di Australia Naik

Pembelian properti warga Bandung di Australia tumbuh hingga 100 persen per tahun.

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Gita Amanda
    Salah satu hunian Crown Group.
Foto: Crown Group
Salah satu hunian Crown Group.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Tren pembelian properti warga Bandung di Australia mengalami peningkatan dalam lima tahun terakhir. Bahkan, menurut Head of Sales Crown Indonesia, Reiza Arief, pada periode 2017-2018 pembelian properti warga Bandung di Australia tumbuh hingga 100 persen per tahun.

"Saya memprediksi, pertumbuhan tahun ini akan lebih signifikan," ujar Reiza kepada wartawan di Media Update Luncheon Crown Group di The Luxton Hotel Bandung, Selasa (10/9) malam.

Baca Juga

Menurut Reiza, kondisi ini menempatkan Bandung sebagai target pasar ketiga terbesar di Indonesia bagi Crown Group, setelah Jakarta dan Surabaya. Sejak tahun lalu, Bandung secara mengejutkan berhasil menggeser posisi Medan.

Kondisi ini terjadi, kata dia, karena awareness warga Bandung untuk investasi di luar negeri terus meningkat. Kemungkinan lainnya adalah pengusaha Bandung mulai jenuh dengan investasi properti di pasar lokal.

Sehingga, kata dia, .ereka mulai mencari tujuan investasi di luar negeri. Pilihan mereka jatuh ke Australia karena nilai tukar mata uangnya yang lebih rendah dari Singapura dan pasar propertinya relatif stabil

Selain itu, kata dia, investasi properti di Autralia, khususnya apartemen, juga dinilai lebih menguntungkan dibandingkan pasar lokal. Reiza mencontohkan, keterisian apartemen pada periode liburan di Jakarta yang hanya mencapai rata-rata 60 persen.

"Di Sydney, keterisiannya rata-rata mencapai 98 persen. Ini membuat investasi properti di Australia dinilai lebih menguntungkan oleh sejumlah investor," katanya.

Berdasarkan data aducation agent, kata dia, saat ini terjadi peningkatan jumlah warga Bandung yang melanjutkan pendidikan di Australia. Umumnya mereka memilih melanjutkan pendidikan di Sydney dan Melbourne.

Namun, kata dia, dilihat dari tujuannya, secara umum, masyarakat Indonesia, termasuk Bandung, membeli properti di Australia untuk tujuan investasi. Sisanya, untuk kebutuhan akomodasi selama menempuh pendidikan.

"Lebih dari 70 persen untuk investasi. Khusus pada periode Juni-Juli sampai Oktober, kebanyakan masyarakat Indonesia membeli properti di Australia untuk akomodasi pendidikan," paparnya.

Berdasarkan data yang dimiliki Crown Group pada 2018, kata dia, pembelian properti masyarakat Indonesia di Australia pada periode Juni-Juli sampai Oktober meningkat 25 persen. Seperti diketahui, Juni-Juli sampai Oktober bertepatan dengan awal tahun ajaran baru di Australia.

Reiza mengatakan, pada kuartal I/2019 pasar properti Australia naik 2 persen. Hingga akhir Desember ini pasar properti Australia diprediksi akan kembali naik 4 persen.

"Sehingga estimasi kenaikan sepanjang tahun ini sebesar 6 persen," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement