REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Platform teknologi finansial peer to peer lending Indodana mulai menyasar sektor produktif. Product Manager Indodana, Timothy Prawiromaruto, melihat kebutuhan masyarakat untuk mendapatkan pembiayaan produktif kian meningkat.
"Alasan kita mendirikan pinjaman produktif adalah memang untuk membangun infrastruktur kredit bagi 100 juta masyarakat Indonesia. Dalam membuat produk baru kita biasanya lihat apa yang dibutuhkan target pasar," kata Timothy, Selasa (10/9).
Indodana memahami sistem perbankan Indonesia belum bisa menjangkau seluruh nasabahnya dalam memberikan kredit karena biaya operasional yang tinggi. Ditambah, banyak penggiat UMKM tidak mempunyai aset yang bisa diagunkan.
Data OJK mencatat rendahnya aksesibilitas pelaku UMKM terhadap layanan jasa keuangan perbankan sehingga menyisakan gap pembiayaan sebesar Rp 1.000 triliun. Timothy pun menargetkan dapat menyalurkan pembiayaan produktif sebanyak 20 persen dari porttofolio pembiayaan di Indodana.
Untuk membantu UMKM mengembangkan bisnisnya, Indodana juga meluncurkan layanan cicilan ringan gawai tablet atau komputer jinjing. Pengusaha UMKM dapat memiliki tablet dengan cicilan di bawah Rp 200 ribu yang bisa digunakan untuk alat bantu usahanya.
Sebagai informasi, hingga saat ini, Indodana telah menyalurkan pembiayaan sebesar Rp 300 miliar. Sampai akhir tahun, Timothy berharap Indodana dapat menyalurkan pembiayaan sebesar Rp1 triliun. "Secara rata-rata sekarang pertumbuhan pinjaman kita 25 persen per bulan," tutup Timothy.