Kamis 05 Sep 2019 14:24 WIB

Realisasi Penerbitan SBN Sampai Agustus Tembus Rp 38,3 T

Pada tahun ini, pemerintah berencana menerbitkan 10 kali SBN ritel.

Rep: Adinda Pryanka/ Red: Friska Yolanda
Direktur Surat Utang Negara Direktorat Jenderal Pengelolaan  Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan (Ditjen PPR Kemenkeu) Loto  Srinaita Ginting dalam peluncuran Savings Bond Ritel (SBR) seri SBR008 di  Jakarta, Kamis (5/9).
Foto: dok. Biro Humas Kemenkeu
Direktur Surat Utang Negara Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan (Ditjen PPR Kemenkeu) Loto Srinaita Ginting dalam peluncuran Savings Bond Ritel (SBR) seri SBR008 di Jakarta, Kamis (5/9).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Realisasi penerbitan tujuh Surat Berharga Negara (SBN) ritel sampai Agustus sudah mencapai Rp 38,3 triliun. Angka tersebut masih sekitar 36 persen dari target yang ditetapkan pemerintah, yaitu Rp 60 triliun sampai Rp 80 triliun, sampai akhir tahun. 

Direktur Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan Luky Alfirman menuturkan, pihaknya masih optimistis target tersebut dapat tercapai. "Kita masih on the track, targetnya Rp 60-80 triliun," ujarnya saat ditemui usai peluncuran Savings Bond Ritel (SBR) seri SBR008 di Jakarta, Kamis (5/9).

Baca Juga

Pencapaian target tersebut banyak diharapkan dari instrumen Obligasi Ritel Indonesia (ORI) yang akan diterbitkan pada bulan depan. Berdasarkan pengalaman tahun lalu, penjualan seri ORI015 dapat mencapai Rp 23 triliun. Luky menuturkan, sifatnya yang tradable atau dapat diperdagangkan menjadi daya tarik utama dari ORI ini. 

Luky menjelaskan, penerbitan SBN ritel merupakan bagian dari upaya pemerintah dalam meningkatkan basis investor di dalam negeri dan memberikan alternatif produk investasi bagi masyarakat. "Sekaligus strategi pembiayaan untuk APBN," ucapnya.

Pada tahun ini, pemerintah berencana menerbitkan 10 kali SBN ritel. SBR008 merupakan SBN ritel kedelapan yang diterbitkan dengan target indikatif Rp 2 triliun. Setelah ini, pemerintah akan menerbitkan ORI016 pada Oktober dan ST006 pada November. 

Untuk tahun depan, Luky memperkirakan, pemerintah akan kembali intensif menawarkan SBN ritel kepada masyarakat. Tingkat intensitasnya hampir sama dengan tahun ini. 

"At least 10 kali," tuturnya. 

Namun, Luky masih belum dapat menyebutkan target nominal untuk penjualan SBN ritel pada tahun depan. Sebab, Rancangan APBN 2020 yang menjadi landasan dalam penawaran SBN ritel masih dalam pembahasan bersama DPR. 

Terbaru, pemerintah merilis penawaran SBR008 yang rencana akan dilakukan selama dua pekan, yakni 5-19 September 2019. Instrumen ini dihadirkan dengan tingkat kupon minimal mengambang (floating with floor) 7,20 persen. SBR008 memiliki tenor dua tahun dengan pemesanan minimal Rp 1 juta dan maksimal Rp 3 miliar. 

Direktur Surat Utang Negara Ditjen PPR Kemenkeu Loto Srinaita Ginting mengatakan, proses pemesanan SBR008 dapat dilakukan secara online di aplikasi yang disediakan 22 mitra distribusi (midis). "Caranya, registrasi, pemesanan, pembayaran dan konfirmasi," ucapnya. 

Salah satu hal yang berbeda pada SBR008 adalah keterlibatan tiga kanal pembayaran baru, yakni Bukalapak, Tokopedia dan Finnet. Dengan begitu, total bank/ pos/ lembaga persepsi yang dapat melayani pembayaran pembelian SBR menjadi 86 perusahaan. 

Loto menjelaskan, kehadiran tiga kanal pembayaran itu akan semakin memudahkan masyarakat dalam melakukan pembayaran SBR008 dan instrumen investasi pemerintah lainnya. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement