Rabu 04 Sep 2019 06:00 WIB

Plh BTN Nyatakan tak Ada Gejolak Pascamundurnya Suprajarto

Suprajarto menolak menjadi direktur utama BTN.

Mantan Direktur Utama BRI Suprajarto memberikan keterangan pers tentang penunjukan dirinya menjadi Dirut BTN melalui RUPSLB di Jakarta, Kamis (29/8/2019). Suprajarto menolak diangkat menjadi Direktur Utama BTN.
Foto: Antara
Mantan Direktur Utama BRI Suprajarto memberikan keterangan pers tentang penunjukan dirinya menjadi Dirut BTN melalui RUPSLB di Jakarta, Kamis (29/8/2019). Suprajarto menolak diangkat menjadi Direktur Utama BTN.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pelaksana Harian (Plh) Direktur Utama PT Bank Tabungan Negara (BTN) Persero Tbk Oni Febriarto Raharjo mengatakan kondisi manajemen dan soliditas sumber daya manusia di BTN berjalan normal. Sebelumnya, sempat terjadi kekosongan sementara posisi direktur utama pascapengunduran diri Suprajarto, Kamis (29/8).

Oni mengatakan, tidak lama setelah pengunduran diri Suprajarto, perseroan langsung menggelar rapat direksi pada Jumat (30/8) untuk menentukan direktur yang menjalankan tugas sebagai direktur utama. "Kita tidak mau berpolemik, tapi delapan direksi ini sudah berpegangan kepada anggaran dasar yang sudah mengatur. Dengan kondisi yang ada, organisasi ini tetap berjalan dan saya jadi Pelaksana Harian Dirut," ujar Oni, Selasa (3/9).

Baca Juga

Oni mengklaim tidak mungkin BTN sebagai bank beraset terbesar kelima di Indonesia, dengan spesialis pasar kredit properti, tidak menjalankan kegiatan bisnis dan operasional sebagaimana mestinya. "Kita harus menjaga iklim yang kondusif. Kita tidak terpengaruh apapun, kita organisasi besar, dan kita tetap berjalan. Bank ini nanti akan lebih berkembang," ujar dia.

Oni mengatakan posisi direktur utama definitif akan ditetapkan pada Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB). Agenda RUPSLB itu belum ditentukan oleh pemegang saham.

Hingga semester I 2019, kinerja BTN ditandai dengan pertumbuhan aset 16,5 persen menjadi Rp 312,5 triliun. Kemudian, intermediasi emiten bersandi BBTN itu mencatatkan pertumbuhan kredit dan pembiayaan sebesar 18,7 persen menjadi Rp 251,0 triliun, yang disokong pertumbuhan Dana Pihak Ketiga menjadi Rp 219,8 Triliun atau naik 15,89 persen.

Pada RUPSLB Kamis (29/8), BTN mengalami pergantian pucuk pimpinan. Pemegang saham mengganti Maryono dengan mantan direktur utama PT Bank Rakyat Indonesia Persero Tbk (BRI) Suprajarto.

Namun, tidak lama berselang setelah RUPSLB tersebut digelar, Suprajarto mengadakan konferensi pers. Suprajarto dengan tegas menolak hasil RUPSLB tersebut dan memilih mengundurkan diri dari BUMN.

Dia mengaku baru mengetahui keputusan RUPSLB yang mengangkat dirinya menjadi Dirut BTN setelah membaca berita di media massa. "Saya tidak pernah diajak bicara mengenai penetapan ini sebelumnya, apalagi diajak musyawarah," katanya.

Mantan wakil direktur utama PT Bank Negara Indonesia Persero Tbk (BNI) ini mengaku tidak dapat menerima keputusan RUPLSB tersebut. "Saya memutuskan mengundurkan diri dari hasil keputusan RUPSLB BTN," katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement