Selasa 03 Sep 2019 18:36 WIB

BTN akan Tingkatkan DPK Ritel Agar Bunga Kredit Kompetitif

Posisi DPK ritel hanya sekitar 30 persen dan 70 persen di DPK institusi.

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: Friska Yolanda
Direksi baru PT Bank Tabungan Negara Tbk. (BTN) yang dipimpin oleh Pelaksana Harian Direktur Utama Bank BTN, Oni Febriarto (kedua dari kanan) menyampaikan perkembangan terbaru perseroan kepada wartawan di Menara BTN, Gambir, Jakarta Pusat, Selasa (3/9).
Foto: Republika/Lida Puspaningtyas
Direksi baru PT Bank Tabungan Negara Tbk. (BTN) yang dipimpin oleh Pelaksana Harian Direktur Utama Bank BTN, Oni Febriarto (kedua dari kanan) menyampaikan perkembangan terbaru perseroan kepada wartawan di Menara BTN, Gambir, Jakarta Pusat, Selasa (3/9).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Bank Tabungan Negara Tbk akan meningkatkan Dana Pihak Ketiga (DPK) ritel agar bunga kredit lebih kompetitif. Direktur Keuangan & Treasury Nixon LP Napitupulu menyampaikan penambahan DPK ritel akan membuat biaya dana (cost of fund) lebih rendah sehingga transmisi ke bunga kredit lebih kompetitif.

"Selama ini memang kita bunga kredit tinggi karena cost of fund kita mahal, maka untuk turunkan kita dengan perbesar DPK ritel," katanya di Menara BTN, Jakarta, Selasa (3/9). 

Saat ini posisi DPK ritel hanya sekitar 30 persen dan 70 persen di DPK institusi. Dalam lima tahun tahun kedepan porsi DPK ritel ditargetkan bisa mencapai 60 persen agar lebih stabil. 

Kedua segmen ini diharapkan tetap tumbuh. Namun pertumbuhan DPK ritel ditargetkan akan lebih tinggi dibandingkan DPK institusi. 

Untuk mencapainya, BTN akan menggunakan strategi transactional banking. Nixon mengatakan BTN akan membentuk sebuah organisasi direktorat khusus transaksional yang masuk Rencana Bisnis Bank (RBB) tahun depan. 

Organisasi internal ini akan fokus meningkatkan porsi DPK ritel. Sebagai contoh, BTN akan meningkatkan stimulus untuk menarik dana ritel di cabang-cabang prioritas. 

"Banyak proyek yang akan kita implementasikan di cabang-cabang, misal mengembalikan seperti zaman dulu kita terkenal dengan Tabanasnya," kata Nixon.

Biaya dana ritel ini lebih murah dibanding DPK institusi. Selisihnya bisa 1-2 persen. Agar biaya dana lebih irit, DPK ritel harus lebih besar dan transmisi ke bunga kredit yakni mayoritas KPR bisa lebih murah.

Pelaksana Harian Direktur Utama Bank BTN, Oni Febriarto mengatakan BTN akan tetap fokus pada KPR subsidi meski nonsubsidi akan tetap jadi penopang. Setiap tahunnya, BTN dapat menjaring sekitar 200 ribu nasabah kredit baru. Ini potensi DPK ritel yang sangat besar.

"Kita ingin nasabah tersebut terpenuhi kebutuhan transaksionalnya, jadi uangnya ditabung itu tidak kemana-mana," kata dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement