Senin 02 Sep 2019 15:00 WIB

BTPN Syariah Targetkan Lebih Banyak Bankir Pemberdaya

Community officer ini menjadi kunci dari kinerja bisnis BTPN Syariah.

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: Gita Amanda
Community Officer BTPN Syariah, Fatimah (dari kiri ke kanan), Nadya, dan Bussines Coach Area Matabali 2 BTPN Syariah, Nurhaidah.
Foto: Budi Raharjo
Community Officer BTPN Syariah, Fatimah (dari kiri ke kanan), Nadya, dan Bussines Coach Area Matabali 2 BTPN Syariah, Nurhaidah.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Syariah Tbk (BTPN Syariah) mengedepankan model bisnis kedekatan personal untuk meningkatkan taraf hidup nasabah pembiayaan. Salah satu senjata yang juga jadi pembeda dari bank lain adalah bankir pemberdaya.

Mereka bertugas mendampingi nasabah dalam kelompok, memberikan konsultasi, dan pengumpulan cicilan pembiayaan. Wakil Direktur BTPN Syariah, Mulia Salim menyampaikan saat ini ada sekitar 12 ribu orang bankir pemberdaya.

Baca Juga

"Kita targetkan jumlahnya bertambah sejalan dengan pertumbuhan pembiayaan juga," kata Mulia usai RUPSLB Bank BTPN Syariah, Senin (2/9).

Bankir pemberdaya atau community officer ini menjadi kunci dari kinerja bisnis BTPN Syariah. Mereka dibekali dengan pendekatan yang sesuai dengan profil nasabah. Sekaligus berasal dari kalangan potensial dan bisa berkembang.

Sekitar 70 persen dari mereka adalah perempuan lulusan Sekolah Menengah Atas atau sederajat. Satu orang bankir pemberdaya biasanya mendampingi 15-20 nasabah pembiayaan yang 100 persen dari kelompok perempuan prasejahtera.

Mereka bertemu setiap dua pekan untuk collecting cicilan, pendampingan, hingga pelatihan. Pola jemput bola tersebut bertujuan mengajarkan empat perilaku unggul nasabah yaitu berani Berusaha, Disiplin, Kerja keras, dan Saling bantu (BDKS).

Direktur Kepatuhan BTPN Syariah, Arief Ismail, menyampaikan perusahaan fokus pada pertumbuhan pembiayaan sekitar 20 persen tahun ini. Dengan catatan kondisi perekonomian nasional tetap kondusif.

"Dengan fokus ini, nanti yang lainnya akan mengikuti, termasuk pendanaan dan laba," katanya.

Nilai pembiayaan yang diterapkan pada nasabah bervariasi tergantung profilnya. Bagi yang baru mulai usaha, pembiayaan yang diberikat berkisar Rp 2-5 juta. Seiring dengan peningkatan usaha, pembiayaannya meningkat bisa mencapai Rp 80 juta.

Pendanaan berasal dari Dana Pihak Ketiga (DPK) yang mayoritas atau 80 persen berasal dari deposito. Terdapat sekitar 20 ribu nasabah sejahtera yang menempatkan dananya di BTPN Syariah.

Nasabah pendanaan ini dilayani oleh personal bankir. Dana mereka 100 persen disalurkan pada nasabah pembiayaan yang saat ini berjumlah sekitar 3,6 juta orang. Sementara total penerima pembiayaan sejak 2010 tercatat telah lebih dari 5 juta orang.

"Pendanaan ditargetkan tumbuh sesuai pertumbuhan pembiayaan juga," katanya.

Saat ini komposisi CASA di DPK sekitar 20 persen. CASA tersebut merupakan tabungan dari nasabah pembiayaan prasejahtera. DPK tercatat Rp 8,88 triliun dan pembiayaan sebesar Rp 8,54 triliun.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement