Senin 02 Sep 2019 11:00 WIB

Lulus Uji Penerbangan Pertama, Pilot Robot Ini Bisa Bawa Penumpang Manusia?

Pilot robot ini menerbangkan pesawat ringan dan sempat alami kecelakaan sesudahnya.

Rep: wartaekonomi.co.id/ Red: wartaekonomi.co.id
Lulus Uji Penerbangan Pertama, Pilot Robot Ini Bisa Bawa Penumpang Manusia?. (FOTO: Airbus)
Lulus Uji Penerbangan Pertama, Pilot Robot Ini Bisa Bawa Penumpang Manusia?. (FOTO: Airbus)

Warta Ekonomi.co.id --- Pilot robot di Utah, Amerika Utara, telah lulus uji lisensi pada penerbangan pertamanya, namun juga mengalami kecelakaan pertama beberapa waktu setelahnya. Robot bernama ROBOpilot Unmanned Aircraft Conversion System dirancang sebagai sistem drop-in, yang artinya mengganti kursi pilot dengan robot.

Tak seperti autopilot tradisional, ROBOpilot secara harfiah mengambil kontrol, menekan pedal kaki, dan mengendalikan kuk (yoke) menggunakan lengan robot. Ia juga mengidentifikasi tombol dan jarak dengan sistem visi komputer, menerbangkan dan mendaratkan pesawat tanpa campur tangan manusia. 

"ROBOpilot telah lulus dalam tes praktis milik Federal Aviation Administration (FAA) untuk mengemudikan pesawat ringan dengan penerbangan pertama pada 9 Agustus di Utah. Beberapa minggu kemudian, ia juga mengalami insiden pertama dan mengalami kerusakan, walaupun tingkat kerusakannya tidak diketahui," demikian laporan uji coba, seperti dikutip dari NewScientist di Surakarta, Senin (2/9/2019).

Baca Juga: Startup Ini Ciptakan Robot Cuci Piring

Peneliti Laboratorium Verifikasi dan Otonomi Universitas Liverpool, Louise Dennis menilai hal tersebut sebagai pencapaian mengesankan dalam dunia robotika. "Tidak seperti autopilot yang mengakses langsung ke kontrol dan sensor, robot itu ada di tempat pilot manusia dan harus mengontrol secara fisik, "katanya lagi.

Namun, ia juga menyampaikan, masih ada tantangan untuk memastikan keselamatan pilot robot, sebelum benda itu bisa membawa penumpang manusia. 

Sistem itu dikembangkan oleh DZYNE Technologies yang berbasis di AS, konsepnya mirip dengan pesawat otonom. Lebih lanjut, untuk mengubah pesawat terbang menjadi drone membutuhkan waktu lama dan biaya mahal--setidaknya di masa ini.

Baru-baru ini, jet tempur militer F-16 dikonversi menjadi drone, masing-masing menelan biaya lebih dari satu juta dolar. Di sisi lain, ROBOpilot dapat diimplementasikan ke dalam berbagai jenis pesawat terbang dan dapat diubah lagi ke pengendali manusia dengan mudah.

Di Korea Selatan, ada pula pilot robot yang dikembangkan bersama ALIAS milik Departemen Pertahanan AS. Namun, belum ada satu pun dari pilot robot mereka yang menerbangkan pesawat berukuran besar, seperti yang ROBOpilot lakukan bulan lalu.

Menurut pengembangnya, ROBOpilot akan berguna untuk mengangkut kargo, memasuki lingkungan yang berbahaya, misi intelijen, hingga pengawasan, dan pengintaian.

Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan Warta Ekonomi. Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab Warta Ekonomi.
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement