Ahad 01 Sep 2019 16:52 WIB

Perang Dagang Segera Hantam Apple

Pengenaan tarif berpotensi kurangi pendapatan saham Apple per tahun.

Rep: Adinda Pryanka/ Red: Indira Rezkisari
Toko Apple
Foto: EPA
Toko Apple

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON – Perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dengan China akan segera menghantam raksasa teknologi terbesar asal AS, Apple Inc. Dilansir dari Indian Express, kondisi ini memberikan ancaman kenaikan harga terhadap sederetan produk gawai populer Apple sekaligus merusak rantai pasokan global raksasa yang rumit.

Presiden AS Donald Trump resmi memasukkan daftar tarif 15 persen kepada Federal Register pada Jumat (30/8), menjadikan langkah ini resmi akan dilakukan. Pada Ahad (1/9) pukul 00.01 waktu setempat, pemberlakuan tarif tersebut akan mulai diberlakukan untuk berbagai produk dari Cina. Mulai dari popok hingga peralatan olahraga dan produk teknologi, termasuk yang akan dikenakan pada Apple.

Baca Juga

Gene Munster dari Loup Ventures sempat memberikan harapan penangguhan tarif terhadap produk Apple. Ia tidak yakin apakah AS akan memberlakukan tambahan tarif ke Apple, mengingat Apple merupakan perusahaan terkemuka AS. "Mereka juga mewakili bisnis Amerika di Cina," ujarnya dalam sebuah laporan, Jumat (30/8).

Tapi, harapan tersebut tampaknya sulit menjadi kenyataan. Sebab, Trump justru menyalahkan perusahaan-perusahaan AS karena dianggap tidak mampu mencari solusi dari rencana penerapan tarif. Trump juga menyebutkan, penerapan tarif merupakan kebijakan perdagangan yang bertujuan mengekang ‘pemain tidak adil’.

Beberapa daftar produk Apple yang akan dikenakan tarif 15 persen mulai Ahad adalah Apple Watch dan Watch Bands, Airpods, Homepod, sejumlah headphone Beats, komputer iMac, sebagian komponen dari iPhone dan Nand flas atau komponen penyimpanan utama untuk iPhone.

Sementara itu, perangkat iPhone yang menyumbang lebih dari setengah pendapatan Apple tidak akan menghadapi tarif ini hingga 15 Desember. Tapi, produk perangkat keras lain yang berkontribusi sekitar 10 persen dari penjualan sepanjang 2018 harus terkena 15 persen retribusi impor yang dimulai hari ini.

Sampai saat ini, Apple belum memberikan pernyataan resmi mengenai kebijakan ini. Apple dikenal sebagai perusahaan ang mempertahankan margin lebih tinggi dibanding dengan kebanyakan produsen perangkat keras konsumen lainnya. Tapi masih belum jelas juga apakah Apple akan menaikkan harga produk di tingkat konsumen atau menanggung biaya tarif.  

Munster memperkirakan, tarif 15 persen untuk gawai Apple kemungkinan akan mengurangi pendapatan mereka sebsar 5 sen hingga 10 sen per saham per tahun.

Sebelumnya, Apple diketahui telah melobi Trump selama lebih dari setahun untuk menghindari tarif. Kepala Eksekutif Apple, Tim Cook menyebutkan, saingan utama Apple, Samsung Electronics Co akan mendapat keuntungan dari kebijakan ini karena produk mereka tidak dikenakan pungutan. Keresahan ini disampaikannya saat makan malam dengan Trump di Bedminster, New Jersey, beberapa waktu lalu.

Tapi, beberapa hari setelah pertemuan tersebut, Trump mengumumkan tarif 15 persen terhadap 300 miliar terhadap barang dari China, naik dari 10 persen. Ini berlaku dalam dua tahapan, dengan batch pertama berlangsung pada 1 September.

Selama beberapa dekade, Apple menghabiskan waktu untuk membangun salah satu rantai pasokan terbesar di dunia. Perusahaan ini merancang dan menjual sebagian besar produknya di AS, tapi mengimpornya dari China setelah perakitan di sana. Ini mmenjadikan Apple sebagai salah satu perusahaan yang terdampak terhadap tarif.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement