Ahad 01 Sep 2019 13:49 WIB

Pemerintah Berencana Mengekspor Beras ke Arab Saudi

Saat ini Indonesia telah mengalami surplus produksi beras

Rep: Imas Damayanti/ Red: Nidia Zuraya
Beras, ilustrasi
Beras, ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Badan Ketahanan Pangan (BKP) Kementerian Pertanian (Kementan), Agung Hendriadi mendorong peluang ekspor beras ke Arab Saudi. Hal itu dikemukakannya dalam pertemuan dengan Konjen RI Jeddah, Arab Saudi, akhir pekan ini.

Agung menyatakan bahwa Indonesia telah surplus beras, sehingga ekspor bisa dimungkinkan. Ekspor beras ke Arab Saudi perlu dilakukan mengingat terdapat sejumlah warga Indonesia dan para jamaah haji di kawasan tersebut.

Baca Juga

"Jamaah haji kita banyak di Arab Saudi dan mereka semua makan nasi. Kita bisa kirim beras ke mereka sesuai dengan pilihan cita rasa berasnya," ujar Agung dalam siaran pers yang diterima Republika, Ahad (1/9).

Menurut Agung,  penggunaan beras nasional untuk jamaah haji pada ujungnya juga akan dapat membantu meningkatkan pendapatan petani Indonesia sebagai produsen beras. Senada dengan Agung, Konjen RI Jeddah, Mohamad Hery Saripudin, optimistis ekspor beras ke Arab Saudi bisa terealisasi.

Hery menyatakan pasar di Arab Saudi dapat dibagi menjadi dua kategori, yaitu pasar reguler dan pasar yang diciptakan, yang tak lain adalah jamaah haji. Pasar yang diciptakan menurutnya akan digunakan sebagai perintis untuk masuk di pasar reguler.

"Jumlah jamaah haji setiap tahun sekitar 230 ribu orang dan umroh rata-rata di atas 1 juta orang per tahun," ungkap Hery.

Hery menambahkan, pemerintah dalam proses pengembangan kebijakan kerap memprioritaskan langkah penggunaan produk nasional dalam penyelenggaraan ibadah haji. Sebagai catatan, pertemuan dengan Konjen RI Jeddah ini dilakukan oleh Kepala BKP setelah selesai menghadiri Ministerial Session pada Sidang Umum ke-2 Islamic Organization for Food Security (IOFS) tanggal 29 Agustus 2019 di Jeddah, Arab Saudi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement