REPUBLIKA.CO.ID, TANGERANG -- PT Lippo Karawaci Tbk (LPKR) mengumumkan laporan keuangan semester I 2019. LPKR melaporkan total pendapatan semester 1 2019 sebesar Rp 5,3 triliun, sama dengan pendapatan pada periode yang sama tahun lalu.
Perseroan juga menyampaikan hasil Penawaran Umum Terbatas yang baru saja selesai pada pertengahan Juli 2019. Hasilnya, LPKR berhasil menghimpun dana sebesar 787,5 juta dolar AS yang menandakan adanya respons positif dari investor termasuk investor institusi global.
Disamping investor yang telah ada, perseroan melihat 20,3 persen kepemilikan diambil oleh investor baru. Menyusul keberhasilan ini, perseroan berada pada posisi yang baik untuk mengurangi utang lebih lanjut.
Perseroan juga akan menyelesaikan proyek-proyek yang sedang berjalan termasuk Meikarta, dan mulai melaksanakan strategi baru. Selanjutnya pada 5 Agustus 2019, perseroan telah melunasi obligasi yang jatuh tempo pada 2020 senilai 75 juta dolar AS.
CEO LPKR John Riady mengatakan pada kuartal kedua Lippo Karawaci terus menunjukkan kemajuan dalam rencana transformasi. "Penawaran Umum Terbatas telah dimulai, penjualan saham Rumah Sakit Myanmar telah selesai dan pengurangan utang telah berjalan," ujarnya dalam keterangan tertulis, Jumat (30/8).
Menurut John Riady, semuanya merupakana inisiatif dan komitmen yang harus iselesaikan untuk para investor. Usai Penawaran Umum Terbatas itu juga, telah membawa pembaruan atas kepercayaan pasar serta peningkatan peringkat kredit perseroan oleh S&P dan Fitch.
Hal ini, ujar John Riady, memvalidasi lebih lanjut atas eksekusi perseroan pada rencana transformasi strategis untuk memperkuat neraca serta meningkatkan likuiditas perseroan. "Kami berharap bahwa semeter kedua 2019, pasar properti akan mulai membaik yang didorong oleh terpilihnya kembali Presiden serta kebijakan yang kondusif terhadap pasar properti bersamaan dengan pemangkasan suku bunga," ujarnya.
LPKR menargetkan untuk mencapai //marketing sales sebesar Rp 2 triliun pada 2019. Hingga semester pertama, marketing sales telah mencapai 42 persen dari target atau sebesar Rp 835 miliar.
Perubahan triwulanan kinerja perseroan didorong oleh pertumbuhan pendapatan recurring yang kuat terutama dari segmen bisnis healthcare LPKR (PT Siloam Hospitals Tbk). Ini diimbangi oleh penurunan dari segmen bisnis properti dari tahun lalu.
Siloam Hospitals mencatat pertumbuhan pendapatan yang kuat sebesar 18,5 persen year on year menjadi Rp 3,4 triliun pada semester I, dari sebelumnya Rp 2,8 triliun. Kontribusi itu mencapai 78 persen dari total pendapatan recurring di periode itu dibandingkan dengan 76 persen pada semester I 2018.
Adapun pendapatan dari segmen bisnis LPKR Mal & lain-lain naik 4,0 persen menjadi Rp 934 miliar.