REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan meninjau tiga pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) di Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB). Jonan menilai penggunaan PLTS ini merupakan bentuk komitmen pemerintah dan PLN untuk mendorong pemanfaatan energi terbarukan untuk pembangkit listrik di Indonesia.
Jonan meninjau PLTS Sengkol, PLTS Selong, dan PLTS Pringgabaya yang masing-masing berkapasitas 5 megawatt (MW). Ketiga PLTS di Lombok mulai beroperasi setelah penandatanganan operasi komersial (commercial operation date/COD) antara PLN dengan tiga Independent Power Producer (IPP) sejak Juli 2019.
"Kita dorong terus pembangkit EBT, apalagi untuk Lombok yang memang jadi tempat pariwisata," ujar Jonan saat melakukan Kunjungan Kerja ke PLTS Sengkol, Lombok Tengah, NTB, Kamis (29/8).
Jonan menyampaikan, dengan beroperasinya PLTS ini, bauran EBT untuk wilayah NTB menjadi 11 persen. Angka ini akan bertambah seiring dengan semakin banyaknya lokasi pengembangan EBT di NTB.
Direktur Pengadaan Strategis 2 PLN, Djoko Rahardjo Abu Manan mengatakan pengoperasian PLTS ini akan berdampak pada efisiensi. Karena, ini mengurangi pemakaian BBM di beberapa pembangkit di NTB.
"PLTS beroperasi, yang utama tentu biaya pokok produksi semakin murah. Perhitungan kami selisih biaya pokok penyediaan PLTS dengan PLTD sekitar Rp 900 per kWh," kata Djoko.
Selain itu, lanjut Djoko, beroperasinya tiga PLTS ini meningkatkan pasokan listrik di sistem kelistrikan Lombok. Saat ini, Djoko katakan, sistem kelistrikan Lombok memiliki daya mampu mencapai 260,47 MW dengan beban puncak sebesar 233,18 MW sehingga terdapat cadangan sebesar 27,28 MW.