REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Semen Indonesia (Persero) Tbk melalui anak perusahaannya, PT Mitra Kiara Indonesia (MKI), memulai pembangunan pabrik mortar berkapasitas 375 ribu ton per tahun di Narogong, Gunung Putri, Jawa Barat, pada Kamis (29/8). Peresmian pembangunan ditandai dengan groundbreaking atau peletakan batu pertama pembangunan dihadiri Direktur Utama Semen Indonesia Hendi Prio Santoso dan Direktur MKI Mirza Whibowo Soenarto.
Kepala Departemen Komunikasi Semen Indonesia Sigit Wahono mengatakan, MKI merupakan entitas yang merupakan bagian dari Semen Indonesia untuk melakukan bisnis di industri hilir semen yang diharapkan dapat meningkatkan daya saing perseroan dan menangkap peluang pertumbuhan industri hilir semen sehingga dapat menjadi sumber pendapatan baru bagi perseroan.
"Pabrik mortar PT MKI dibangun di lahan seluas dua hektare dengan konsep ramah lingkungan dan ditargetkan akan beroperasi pada 2020," ujar Sigit di Gunung Putri, Jawa Barat, Kamis (29/8).
Sigit menambahkan, pabrik mortar merupakan pengembangan bisnis Semen Indonesia untuk melengkapi portofolio produk dan layanan guna memperkuat produk derivatif.
“Upaya ini dilakukan untuk memperluas diversifikasi jenis produk yang ditawarkan perusahaan kepada pelanggan," lanjut Sigit.
Kata Sigit, mortar merupakan produk dengan bahan utama semen dan pasir. Pada umumnya, lanjut Sigit, pasir yang digunakan adalah pasir alam, namun untuk produk baru ini, Semen Indonesia telah mengembangkan sebuah inovasi teknologi yang dapat mengolah limestone untuk menggantikan fungsi pasir alam.
Sigit menilai pembangunan pabrik mortar ini guna mengisi ceruk pasar mortar di tanah air yang masih terbuka. Saat ini Semen Indonesia telah memiliki produk mortar yang diproduksi oleh PT Solusi Bangun Indonesia yaitu Mortar Acian, Mortar Pasangan dan Mortar Plesteran.
Hadir juga dalam acara tersebut Direktur Strategi Bisnis & Pengembangan Usaha Semen Indonesia Fadjar Judisiawan, Direktur Marketing & Supply Chain Semen Indonesia Adi Munandir, Direktur Produksi Semen Indonesia Benny Wendry, Direktur Utama Solusi Bangun Indonesia Aulia Mulki Oemar, Managing Partner AML Anlangentechnik GmBh & Co. KG Matthias Leeke, serta tokoh masyarakat sekitar.