Rabu 28 Aug 2019 08:21 WIB

Perbankan Gencar Perbesar Porsi Penyaluran KPR Subsidi

Permintaan KPR subsidi dari nasabah bank terus meningkat.

Rep: Novita Intan/ Red: Friska Yolanda
Foto aerial perumahan KPR subsidi di Kampung Bungursari, Kota Tasikmalaya, Jawa Barat, Sabtu (8/12). Pemerintah akan merevisi target penerbitan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) subsidi pada tahun 2019 sebanyak 234.000 unit rumah atau turun dari sebelumnya di tahun 2018 ini yang mencapai 267.000 unit.
Foto: Adeng Bustomi/Antara
Foto aerial perumahan KPR subsidi di Kampung Bungursari, Kota Tasikmalaya, Jawa Barat, Sabtu (8/12). Pemerintah akan merevisi target penerbitan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) subsidi pada tahun 2019 sebanyak 234.000 unit rumah atau turun dari sebelumnya di tahun 2018 ini yang mencapai 267.000 unit.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sejumlah bank berencana memperbesar porsi penyaluran Kredit Pemilikan Rumah (KPR) subsidi. Hal ini mereka lakukan mengingat pemerintah akan menganggarkan dana Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) sebesar Rp 9 triliun pada tahun depan.

Alokasi FLPP tersebut tertuang dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2020. Adapun anggaran tersebut lebih tinggi dibanding tahun ini sebesar Rp 5,2 triliun. 

Baca Juga

Chief Economist dan Kepala Investor Relation BTN Winang Budoyo mengatakan perseroan berminat memperbesar porsi penyaluran kredit rumah subsidi. "Untuk memperbesar porsi, ya pastinya," ujarnya kepada wartawan di Jakarta, Rabu (28/8).

Menurutnya penyaluran kredit rumah subsidi merupakan fokus bisnis perseroan. Saat ini, BTN menyiapkan Rp 25 triliun untuk penyaluran rumah subsidi.

BTN pun menargetkan penyaluran KPR sepanjang tahun ini tumbuh 25 persen. Adapun salah satu pendorongnya berasal dari penyaluran KPR subsidi melalui FLPP. 

BTN mencatat pertumbuhan KPR sebesar 22,29 persen secara tahunan (year on year/yoy) dari Rp 150,9 triliun menjadi Rp 184,53 triliun per April 2019. Pertumbuhan KPR itu lebih tinggi dibanding rata-rata industri perbankan nasional 13,2 persen.

Sementara Direktur Konsumer PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Handayani menambahkan porsi penyaluran KPR subsidi terus mengalami peningkatan. "Permintaan banyak, ada tambahan kuota 394 rumah. Kami harapkan akan ada lagi," katanya.

Dia menyebut BRI mendapat kuota 3.000 unit rumah pada tahun ini. Namun, menurutnya jumlah itu kurang. Maka dari itu, BRI akan mengoptimalkan kuota tambahan itu melalui anak usahanya yakni BRI Argo dan BRI Syariah. 

"Optimalisasi itu penting karena kami memperkirakan masih ada selisih antara ketersediaan dengan kebutuhan rumah tahun depan. Gap nasional ada lima juta unit. BRI ingin berperan banyak untuk mendapatkan kuota KPR subsidi ini," ucapnya. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement