Selasa 27 Aug 2019 09:08 WIB

Margin Bunga Tinggi, Kadin Keluhkan Susah Ajukan Kredit

Margin bunga rendah permudah pengajuan kredit pelaku usaha dan meningkatkan produksi.

Rep: Novita Intan/ Red: Friska Yolanda
Ketua Kadin Rosan Roeslani bersama Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo menghadiri acara Kadin Talks di Menara Kadin, Jakarta, Senin (26/8).
Foto: Republika/Novita Intan
Ketua Kadin Rosan Roeslani bersama Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo menghadiri acara Kadin Talks di Menara Kadin, Jakarta, Senin (26/8).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) menilai keuntungan perbankan dalam tingkat Net Interest Margin (NIM) masih tergolong tinggi. Hal ini menjadi penghambat para pelaku usaha dalam melakukan pinjaman dana ke perbankan. 

Ketua Kadin Rosan Roeslani mengatakan jika tingkat NIM perbankan nasional rendah maka suku bunga kredit pun juga turun. Alhasil para pelaku usaha akan lebih mudah mengajukan kredit, sehingga usaha akan berkembang dan meningkatkan produktivitas.

Baca Juga

“Bukannya ingin mengatur NIM, tapi kenyataan di negara tetangga tidak ada satu pun NIM di atas tiga persen, karena perbankan adalah urat nadi. Jika dapat turun maka dampaknya ke dunia usaha juga akan luar biasa,” ujarnya kepada wartawan di Jakarta, Senin (26/8).

Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), pada akhir Juni 2019 NIM industri perbankan sudah menurun menjadi 4,90 persen dari posisi semester pertama 2018 yang berada pada level 5,11 persen. Jika dirinci, bank umum kegiatan usaha (BUKU) IV mencatatkan NIM yang paling tinggi dibandingkan dengan kelompok BUKU lainnya, yakni di level 5,49 persen pada Juni 2019.

Kelompok BUKU III mencatat NIM pada posisi 3,96 persen per semester satu 2019. Kemudian, kelompok BUKU II mencatat NIM pada level 4,78 persen. NIM kelompok BUKU I juga cenderung tinggi pada level 5,33 persen pada semester pertama tahun ini.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement