Sabtu 24 Aug 2019 02:15 WIB

Investasi di KEK Galang Batang Tahun Depan Rp 17 Triliun

KEK Galang ditargetkan menerima investasi Rp 36 triliun selama lima tahun.

Rep: Adinda Pryanka/ Red: Friska Yolanda
Kawasan ekonomi khusus (ilustrasi)
Foto: Antara/Ahmad Subaidi
Kawasan ekonomi khusus (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Investasi di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Galang Batang, Bintan, Kepulauan Riau diperkirakan mencapai Rp 15 triliun hingga Rp 17 triliun pada akhir tahun 2020. Sebab, pada Desember tahun 2020 ditargetkan pabrik alumina refinery sudah mulai produksi.

Direktur Utama PT Bintan Alumina Indonesia (PT BAI) Santoni mengatakan, sampai Agustus ini, pihaknya telah merealisasikan investasi Rp 5 triliun. “Realisasi ini digunakan untuk membangun pabrik alumina refinery,” ujarnya dalam rilis yang diterima Republika.co.id, Jumat (23/8).

Saat ini, pembangunan pabrik tersebut telah selesai pembangunan pondasi dan struktur dasar. Sementara itu, gas plant juga telah selesai pembangunan pondasi dan struktur dasar, pelabuhan dengan dermaga serbaguna 2x35.000 Dwt. Di sisi lain, dermaga tongkang 4x10.000 Dwt sudah menjalani masa pembangunan hingga 95 persen, serta infrastruktur dasar kawasan.

Realisasi investasi itulah yang akan meningkat drastis hingga tiga kali lipat pada 2020. "Kami bekerja keras mengejar target produksi di akhir tahun 2020. Karena itu kami meminta dukungan pemerintah agar semua bisa sesuai jadwal. Target ini tidak mudah dicapai tanpa dukungan semua pihak," kata Santoni.

Sementara itu, pada kuartal pertama 2021, PT BAI menargetkan sudah bisa ekspor alumina 1 juta ton dengan devisa yang tercipta 350 juta dolar AS.

KEK Galang Batang ditetapkan melalui Peraturan Pemerintah No. 42 Tahun 2017 dengan target nilai investasi Rp 36,25 triliun selama lima tahun. KEK ini juga ditargetkan mampu menyerap tenaga kerja 23.200 orang.

Santoni menjelaskan, hingga saat ini, pihaknya telah menguasai lahan seluas 1.750 hektare dari target 2.333 hektare. Lahan seluas itu di antaranya untuk membangun pengolahan dan pemurnian bijih bauksit (refining) menjadi alumina berkapasitas 2 juta ton per tahun.

Untuk mendukung operasional pabrik-pabrik pengolahan alumina ini, Santoni menuturkan, pihaknya akan membangun PLTU 2.000 MW secara bertahap. "Prosesnya hingga tiga tahap dengan semua dana investasi dari PT BAI sendiri," tutur Santoni.

Pengembangan KEK Galang Batang dilakukan secara bertahap dalam tiga tahapan pembangunan. Tahap pertama, jangka waktu 2016-2020 merupakan tahapan persiapan kawasan secara menyeluruh menjadi kawasan basis industri dengan menyusun organisasi pelaksana dan pengelolaan kawasan, penyiapan kerja sama dan kemitraan, pembangunan industri pengolahan, peningkatan infrastruktur dan logistik, dan hal lain yang diperlukan. 

Tahap kedua, jangka waktu 2020-2026 diarahkan kepada pengembangan kavling industri turunan refinery dan smelter alumina, antara lain industri manufaktur, industri otomotif, dan industri lain berbasis alumina, serta fasilitas pendukung lain. Tahap ketiga, jangka waktu 2026-2030 merupakan tahap akhir dari pengembangan Kawasan yang diarahkan untuk melengkapi seluruh fasilitas yang diperlukan sesuai dengan master plan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement