Warta Ekonomi.co.id, Jakarta
Xiaomi Corporation membukukan total pendapatan semester pertama 2019 sekitar RMB95,71 miliar (setara dengan Rp193,19 triliun), meningkat sebesar 20,2%.
Pendapatan dari bisnis internasional mencapai RMB38,6 miliar (Rp77,91 triliun) berkontribusi lebih dari 40% dari total pendapatan tersebut.
"Berkat usaha keras Xiaomi, kami mampu mencapai pertumbuhan bisnis yang solid, mencetak laba dan jadi perusahaan termuda dalam daftar Fortune Global 500 pada 2019, walaupun menghadapi tantangan ekonomi global," ujar pendiri, Chairman dan CEO Xiaomi, Lei Jun dalam keterangan resmi yang Warta Ekonomi terima, Rabu (21/8/2019).
Baca Juga: Masuk Daftar Perusahaan Bergengsi, Bos Xiaomi 'Jemawa'
Pada periode yang sama, laba bersih Xiaomi (pengukuran non-IFRS) mencapai RMB5,72 miliar (Rp11,54 triliun), meningkat sebesar 49,8% dari pertumbuhan tahun ke tahun (yoy).
"Sementara laba kotor mencapai sekitar RMB12,47 miliar (Rp25,17 triliun), meningkat 25,3% dari tahun ke tahun. Lebih lanjut, keuntungan per saham mencapai RMB0,214 (Rp431.959)," tulis Xiaomi dalam laporannya.
Pada kuartal kedua 2019, laba bersih (pengukuran non-IFRS) perusahaan mencapai RMB3,64 miliar (Rp7,34 triliun), menunjukkan peningkatan tahun ke tahun sebesar 71,7%.
Dari segi pendapatan pada kuartal kedua, Xiaomi berhasil menghimpun RMB51,95 miliar (Rp104,86 triliun), meningkat sebesar 14,8%.
Baca Juga: Samsung Gandeng Tangan Xiaomi, Kolaborasi Apa Ya?
Sebagai tambahan, Xiaomi berkomitmen membangun dan memperluas kanal-kanal ritel baru di pasar internasional. Per 30 Juni 2019, terdapat sekitar 520 authorized Mi Home pada pasar tersebut, yang merepresentasikan pertumbuhan sebesar 92,6% dari tahun ke tahun, di mana 79 toko di antaranya berlokasi di India. Sampai saat ini, Xiaomi memiliki lebih dari 1.790 Mi Store di India.