REPUBLIKA.CO.ID, KUALA LUMPUR -- Pemerintah Malaysia mendorong eksportir produk halal Malaysia untuk melakukan penetrasi di Jepang melalui Olimpiade 2020 di Tokyo. Melalui inisiatif Digital Trade Halal Value Chain, Malaysia akan menempatkan fokusnya pada teknologi untuk memungkinkan eksportir Malaysia memperoleh peluang di Jepang selama tahun mendatang.
Usaha kecil menengah Malaysia perlu memanfaatkan platform digital untuk merambah pasar Jepang. Norazman Ayob, wakil sekretaris jenderal untuk perdagangan di Kementerian Perdagangan Internasional dan Industri (MITI), menyoroti teknologi seperti aplikasi pemindaian ritel Verify Halal, yang dapat mengungkapkan sumber produk dengan mereferensi silang barcode dengan semakin banyak produsen bersertifikasi halal.
Pengunjung yang ke Jepang akan dapat menggunakan teknologi ini untuk memastikan apakah produk yang mereka temukan di rak sesuai dengan kebutuhan mereka.
Verify Halal diproduksi oleh Serunai Commerce, sebuah perusahaan Kuala Lumpur yang didirikan untuk menciptakan kumpulan data halal global pertama di dunia dan didukung oleh Departemen Pengembangan Islam Malaysia (JAKIM). Sebagai pemangku kepentingan Serunai, JAKIM akan menjadi salah satu badan publik yang diwakili dalam komite.
“Tetangga ASEAN kami benar-benar mengambil langkah untuk memajukan bisnis mereka. Mereka berbicara tentang cara digitalisasi usaha mikro mereka, bukan hanya UKM dan bahkan toko kelontong. Jika kami tidak berubah, kami akan ditinggalkan," kata Norazman dilansir di Salaam Gateway, Jumat (16/8).
Komite promosi juga bermaksud untuk bekerja melampaui Olimpiade Tokyo ke edisi mendatang Olimpiade. Jika Malaysia berhasil membantu Jepang, dan Tokyo 2020 dipandang sebagai Olimpiade yang halal-compliant pertama, maka pemerintah Malaysia akan mengupayakan agar produk halal Malaysia diberikan preferensi di Olimpiade selanjutnya.