Jumat 16 Aug 2019 05:45 WIB

BI Perkuat Sistem Pembayaran Ritel Realtime dan Nonstop

Pembayaran ritel merupakan pelengkap dari sistem Gerbang Pembayaran Nasional (GPN)

Rep: Novita Intan/ Red: Nidia Zuraya
Sugeng - Deputi Gubernur BI
Foto: Republika/ Wihdan
Sugeng - Deputi Gubernur BI

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bank Indonesia (BI) terus mendorong pengembangan ekonomi digital di Tanah Air. Langkah ini guna menghadapi risiko digitalisasi yang kian berkembang.

Deputi Gubenur BI Sugeng mengatakan pihaknya turut mendorong perekonomian Indonesia pada era ekonomi digital. Setidaknya, sebagai otoritas pihaknya telah merumuskan secara inisiatif guna memperkuat sistem pembayaran di Indonesia.

Baca Juga

“Dari transaksi yang kecil bahwa sistem pembayaran ritel itu akan kita kembangkan. Jadi sifatnya adalah real time, 24/7, efisien, tentu erkait keamanan. Jadi arah ke depan itu yang akan kita tempuh,” ujarnya saat acara Penandatangan Kerja Sama Mastercard dan PT Artajasa Pembayaram Elektronis di Hotel Kempinski, Jakarta, Kamis (15/8).

Menurutnya pembayaran ritel ini merupakan pelengkap dari sistem Gerbang Pembayaran Nasional (GPN). Adapun bentuk insiatif ini juga bagian dari infrastruktur pemrosesan transaksi berbasis kartu

“Bank Indonesia akan mengembangkan infrastruktur untuk sementara kita sebut BI Fast yang akan mengadopsi prinsip tadi seperti realtime, 24/7, efisien dan aman,” ucapnya.

Nantinya, jika sistem pembayaran ritel tersebut telah beroperasi maka menjadi jawaban bagi kebutuhan masyarakat dan melengkapi sistem GPN yang telah tersedia sebelumnya.

“Jadi di sistem pembayaran itu ada choice, jangan satu-satunyanya. Kalau cuma ada satu, bisa satu hang menyebabkan kekacauan,” ucapnya.

Dalam waktu dekat, lanjut Sugeng, Bank Indonesia akan meluncurkan Sistem Kliring Nasional sebagai jembatan menuju penerapan BI Fast. Direncakana peluncuran ini akan dilakukan pada 1 September 2019.

“Ada beberapa yang kita end handsm sehingga membantu bertransaksi lebih cepat dan murah,” ucapnya.

Adapun keunggulan dari sistem pembayaran tersebut antara lain pertama pemrosesan settlement diperbanyak dari lima kali settlement sekarang menjadi sembilan. Kedua waktu bertransaksi jadi lebih cepet, dari dua jam menjadi sejam. Ketiga biaya jadi lebih murah dari 5.000 jadi 3.500. Terakhir nominalnya diperbesar dari 500 juta jadi satu miliar

“Bank Indonesia terus berinovasi menjawab kebutuhan sistem pembayaran. Dalam waktu dekat Bank Indonesia juga akan meluncurkan QRIS atau QR Indonesia Standard. Ini tujuannya untuk mendorong saling interkoneksi dan interperobabilitas atau tidak perlu banyak QR Code yang ada, hanya ada satu QR Code di Indonesia,” ungkapnya.

Ke depan, Bank Indonesia juga terus akan melakukan evaluasi serta perbaikan secara berkelanjutan pada sistem pembayaran. Sekaligus melakukan inovasi-inovasi sistem pembayara agar memberikan layanan terbaik bagi masyarakat Indonesia.

“Continue improvement perlu untuk bisa memberikan pelayanan dan menjaga resiliensi,” ucapnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement