Jumat 09 Aug 2019 16:35 WIB

Arcandra: Smelter di NTB akan Selesai Akhir 2022

Fasilitas smelter di NTB direncanakan berkapasitas input sebesar 1 juta ton per tahun

Rep: Muhammad Nursyamsyi/ Red: Nidia Zuraya
Wakil Menteri ESDM Arcandra Tahar (kanan)
Foto: ANTARA FOTO/Aprillio Akbar
Wakil Menteri ESDM Arcandra Tahar (kanan)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Arcandra Tahar, mengatakan meminta PT Amman Mineral Nusa Tenggara (AMNT) menyiapkan persiapan dalam fasilitas pengolahan dan pemurnian mineral atau smelter. Hal ini dikatakan Arcandra saat kunjungan kerja ke wilayah pertambangan batu hijau yang dioperasikan AMNT di Kabupaten Sumbawa, Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB), pada Kamis (8/8) kemarin.

Selain memantau keberlangsungan operasi, kunjungan tersebut sekaligus mencanangkan lokasi pembangunan smelter AMNT. Sebagai informasi, AMNT telah melakukan perubahan bentuk usaha pertambangan dari Kontrak Karya (KK) menjadi Izin Usaha Pertambangan Khusus (IUPK) Operasi Produksi.

Baca Juga

"Perusahaan ini merupakan salah satu pioneer pelaksanaan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 1 Tahun 2017 dan produk hukum turunannya. Salah satunya ditandai dengan ditargetkannya pengoperasian smelter paling telat 2022," kata Arcandra.

Dalam paparan kepada Arcandra, AMNT berkomitmen menyelesaikan pembangunan fasilitas pengolahan dan permurnian dalam jangka waktu 5 tahun, sesuai ketentuan dalam PP Nomor 1 Tahun 2017.

Pada kesempatan tersebut, Arcandra juga meminta agar AMNT segera menyerahkan detil rencana pembangunan fasilitas pengolahan dan pemurnian, dengan target per tahapan masing-masing selama enam bulan.

Pada 2019, AMNT melalui perusahaan afiliasinya, yaitu PT Amman Mineral Industri (PTAMIN) telah menjadwalkan keputusan investasi final (Final Investment Decision, FID), finalisasi Front End Engineering Design (FEED) sehingga dapat memulai tahap konstruksi (Engineering Procurement & Construction, EPC) pembangunan fasilitas pemurnian konsentrat tembaga yang mencakup fasilitas pemurnian logam mulia (precious metal refinery).

"Pembangunan fasilitas pengolahan dan pemurnian mineral AMNT direncanakan dengan kapasitas input sebesar 1 juta ton per tahun dan dapat ditingkatkan hingga 1,6 juta atau 2 juta ton per tahun," lanjut Arcandra.

Kapasitas tersebut dapat memproses konsentrat baik dari tambang Batu Hijau, maupun suplai potensial dari tambang Elang (saat ini dalam tahap eksplorasi) dan sumber pemasok konsentrat lainnya.

Sebelumnya, sesuai Rencana kerja dan anggaran biaya (RKAB) tahun 2019 yang diajukan oleh PT AMNT, kegiatan eksplorasi tahun 2019 berupa pemetaan seluas 2.000 Ha dan pengeboran sebanyak 57.600 meter dengan menggunakan hingga 10 mesin bor. Blok Batu Hijau pemetaan 1.000 Ha dengan pengeboran 1.200 meter, Blok Elang pemetaan 500 Ha dengan pengeboran 53,900 meter untuk melanjutkan program pengeboran tahun 2018 dan untuk studi geoteknik, hidrogeologi dan metalurgi. Adapun kegiatan di Blok Rinti berupa pemetaan 500 Ha dan pengeboran 2.500 meter.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement