Kamis 08 Aug 2019 04:06 WIB

Indef: Target Pertumbuhan Ekonomi 5,3 Persen Sulit Dicapai

Indef melihat momen besar pendukung pertumbuhan ekonomi sudah terlewati.

Pembangunan gedung bertingkat di Jakarta, Kamis (20/6/2019). Bank Indonesia (BI) memprediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia kuartal II 2019 melandai akibat kinerja ekspor yang turun.
Foto: Yulius Satria Wijaya/Antara
Pembangunan gedung bertingkat di Jakarta, Kamis (20/6/2019). Bank Indonesia (BI) memprediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia kuartal II 2019 melandai akibat kinerja ekspor yang turun.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Direktur Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Eko Listiyanto mengatakan bahwa target pertumbuhan ekonomi di angka 5,3 persen hingga akhir 2019 dinilai cukup sulit direalisasikan. Ia beralasan, berbagai momentum besar sudah terjadi pada kuartal I dan II.

“Ya (sulit dicapai) karena momen-momen besar seperti puasa, lebaran, pemilu, libur sekolah, dan lain sebagainya yang diprediksi mampu memperkuat ekonomi sudah lewat,” katanya saat ditemui di Hotel Aryaduta, Jakarta, Rabu.

Baca Juga

Di sisi lain, Eko mencermati momentum Idul Fitri dan Pemilhan Umum yang terjadi pada triwulan II 2019 pun tidak cukup mempengaruhi pertumbuhan ekonomi.

"Justru jika berdasarkan data ternyata menunjukkan bahwa selama 7 tahun terakhir Lebaran enggak selalu bisa dioptimalkan untuk menarik pertumbuhan ekonomi,” katanya.

Menurut Eko, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal III 2019 akan mencapai 3,14 persen secara kuartalan (qtq) karena diambil dari rata-rata pertumbuhan kuartal III pada dua tahun terakhir sejak memanasnya perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China.

“Kemungkinan besar di angka 3,14 persen. Sementara triwulan IV diprediksi akan lebih rendah dibanding triwulan III 2019,” ujarnya.

Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) mengakui adanya tren perlambatan ekonomi pada kuartal II 2019, yaitu sebesar 5,05 persen secara tahunan (year on year/yoy) dibandingkan dengan pencapaian pada periode sama tahun lalu yang sebesar 5,27 persen (yoy) ataupun pencapaian kuartal I 2019 yang sebesar 5,07 persen (yoy).

“Kita jadi tahu kan kalau betapa tidak selalu momentum Lebaran berhasil membuat lompatan dan akselerasi. Lebaran itu kadang bisa naik, kadang biasa saja, kadang lebih rendah,” katanya.

Meski demikian, Eko menilai bahwa Indonesia berkesempatan mencapai pertumbuhan ekonomi di angka 5,1 persen dengan memanfaatkan momen-momen yang tersisa untuk mendukung pertumbuhan ekonomi pada kuartal III dan IV.

“Kalau kita berkaca dari tahun lalu ya misalkan Natal, libur akhir tahun apalagi kalau liburnya panjang itu akan agak mendorong, lalu Harbolnas itu juga penting,” jelasnya.

Salah satu momentum yang bisa dimanfaatkan secara maksimal adalah adanya hari belanja online nasional (Harbolnas), asalkan tidak semata-mata hanya mengedepankan produk impor. Menurut EKo, seharusnya melalui Harbolnas bisa menjadi wadah bagi para pelaku UMKM atau sektor lokal dalam mengembangkan bisnisnya.

“Bagaimana acara tersebut sering diadakan namun menjemput sektor lokal jadi masyarakat itu spending, tapi untuk menyerap produk-produk lokal agar menimbulkan aktivitas di skala-skala UMKM,” ujarnya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement