Senin 05 Aug 2019 17:50 WIB

Nilai Tukar Rupiah Melemah Pascarilis Pertumbuhan Ekonomi

Pemadaman listrik yang terjadi Ahad juga menjadi sentimen negatif terhadap rupiah.

Petugas menghitung mata uang rupiah dan dolar AS di salah satu tempat penukaran uang di Jakarta, Jumat (9/11).
Foto: Republika/Prayogi
Petugas menghitung mata uang rupiah dan dolar AS di salah satu tempat penukaran uang di Jakarta, Jumat (9/11).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antar bank di Jakarta pada Senin (5/8) sore melemah pasca rilis data pertumbuhan ekonomi kuartal II-2019 oleh Badan Pusat Statistik (BPS). Rupiah melemah 70 poin atau 0,49 persen menjadi Rp 14.255 per dolar AS dari sebelumnya Rp 14.185 per dolar AS.

"Walaupun sesuai ekspektasi, pertumbuhan ekonomi pada tiga bulan kedua tahun 2019 melambat jika dibandingkan capaian pada kuartal I-2019 yang sebesar 5,07 persen. Padahal, pada tiga bulan kedua tahun ini ada gelaran pemilu dan kehadiran bulan Ramadhan yang diharapkan bisa mendongkrak konsumsi masyarakat Indonesia, sekaligus mendongkrak pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan," kata Direktur Utama PT Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi.

Baca Juga

Selain itu, pemadaman listrik yang terjadi pada Ahad (4/8) lalu di DKI Jakarta dan Jawa Barat, serta juga masih terjadi pemadaman bergilir pada Senin (5/8), berpotensi jadi sentimen negatif bagi nilai tukar. Apalagi, jika pemadaman listrik berlanjut hingga tiga hari ke depan.

"Kerugian ekonomi ditaksir bisa mencapai triliunan rupiah. Hal ini karena hampir lebih dari 70 persen uang beredar di Indonesia terjadi di DKI Jakarta. Pelaku pasar bisa tidak lagi percaya terhadap pemerintah, sehingga arus modal keluar cukup besar mengakibatkan rupiah kembali tertekan," kata Ibrahim.

Dari eksternal, Presiden AS Donald Trump yang mengumumkan bahwa AS akan mengenakan bea masuk baru senilai 10 persen bagi produk impor asal China senila 300 miliar dolar AS yang hingga kini belum terdampak perang dagang, juga menjadi sentimen negatif bagi nilai tukar. Kebijakan tersebut akan mulai berlaku pada tanggal 1 September. 

"Kacaunya lagi, Trump menyebut bahwa bea masuk baru tersebut bisa dinaikkan hingga menjadi di atas 25 persen," ujar Ibrahim.

Rupiah pada pagi hari dibuka melemah Rp 14.188 dolar AS. Sepanjang hari, rupiah bergerak di kisaran Rp 14.188 per dolar AS hingga Rp 14.273 per dolar AS. Sementara itu, kurs tengah Bank Indonesia pada Senin ini menunjukkan, rupiah melemah menjadi Rp 14.231 per dolar AS dibanding hari sebelumnya di posisi Rp 14.203 per dolar AS.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement