REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) meminta PT PLN (Persero) melakukan upaya maksimal dan cepat untuk menangani persoalan pemadaman listrik. Direktur Jenderal Ketenagalistrikan, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Rida Mulyana mengatakan, imbas dari pemadaman listrik berdampak luas terhadap sejumlah sektor, baik pelayanan, ekonomi, telekomunikasi, hingga transportasi.
"Ke depan, tidak boleh lagi seperti ini," ujar Rida di Kantor Kementerian ESDM, Jakarta, Senin (5/8).
Kementerian ESDM, kata Rida, berusaha keras mendorong PLN melakukan pemulihan listrik di wilayah yang belum normal. Pemadaman listrik, kata Rida, juga menyulitkan jajaran Kementerian ESDM dalam berkomunikasi dan koordinasi dengan PLN lantaran akses telekomunikasi pun terhambat.
Rida menjelaskan, penyebab utama pemadaman listrik lantaran terganggunya transmisi di Ungaran dan Pemalang, yang selama ini menjadi tulang punggung bagi sistem kelistrikan di Jawa-Bali. Transmisi yang berada di sebelah utara Jawa tersebut selama ini menyuplai pasokan listrik dari timur ke barat, meliputi wilayah Jabodetabek, Banten, hingga Jawa Barat.
Sementara, saat transmisi utara mengalami gangguan, satu dari dua transmisi yang berada di selatan sedang tidak beroperasi lantaran sedang pemeliharaan. "Artinya ada satu sirkuit yang mati, jadi ada kelebihan beban. Begitu suplai timur-barat berhenti maka pemenuhan listrik di Jawa bagian barat seperti Jabodetabek, Banten, dan Jawa Barat, itu hanya mengandalkan pembangkit di bagian barat," ucap Rida.
Terkait kondisi ini, dengan beban tinggi maka secara sistem pembangkit tidak akan kuat menopang seluruh kebutuhan listrik di wilayah Jawa bagian barat sehingga secara otomatis tidak berfungsi atau putus.
"Itu yang sebabkan blackout," kata Rida menambahkan.