Kamis 01 Aug 2019 12:53 WIB

Cabai Merah dan Rawit, Komoditas Dominan Penyumbang Inflasi

Pemerintah diimbau mencari solusi untuk menghadapi kenaikan harga cabai.

Rep: Adinda Pryanka/ Red: Friska Yolanda
Harga Cabai Naik. Pedagang merapikan cabai di Pasar Inpres Senen, Jakarta Pusat, Ahad (21/7).
Foto: Fakhri Hermansyah
Harga Cabai Naik. Pedagang merapikan cabai di Pasar Inpres Senen, Jakarta Pusat, Ahad (21/7).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, hampir semua kelompok pengeluaran mengalami inflasi pada Juli 2019. Hanya ada satu kelompok yang mengalami deflasi, yakni transportasi, komunikasi dan jasa keuangan dengan besaran minus 0,36 persen. Kelompok ini menyumbang hingga 0,06 persen terhadap deflasi. 

Bahan makanan menjadi salah satu kelompok yang mengalami inflasi terbesar, yakni 0,80 persen. Sumbangannya hingga 0,17 persen terhadap inflasi Juli yang secara total adalah 0,31 persen. 

Baca Juga

Kepala BPS Suhariyanto mengatakan, cabai merah dan cabai rawit menjadi dua komoditas yang dominan memberikan andil terhadap inflasi Juni 2019. Masing-masing kontribusinya adalah 0,20 persen dan 0,06 persen.

"Ini menggambarkan ketergantungan kita pada cabai luar biasa," tuturnya dalam konferensi pers di kantornya, Jakarta, Kamis (1/8).

Suhariyanto berharap, pemerintah maupun pemangku kepentingan terkait dapat segera mencari solusi untuk menghadapi kenaikan harga komoditas, terutama cabai merah. Misalnya, menghadirkan teknologi yang dapat membuat cabai lebih tahan lama mengingat komoditas ini cenderung mudah rusak.

Di sisi lain, Suhariyanto menambahkan, ada dua bahan makanan yang menyumbang deflasi pada Juli. Komoditas itu adalah bawang merah dan bawang putih yang mengalami penurunan harga dan berkontribusi terhadap deflasi masing-masing 0,04 dan 0,02 persen. 

Untuk kelompok makanan lainnya, Suhariyanto menyebutkan, tidak berpengaruh signifikan karena persentasenya cenderung kecil. Sebut saja kelompok makanan jadi dengan inflasi 0,24 persen dan sumbangan 0,03 persen.

"Beberapa makanan jadi naik harganya, tapi kecil-kecil," katanya. 

Kelompok perumahan mengalami inflasi 0,14 persen dengan sumbangan terhadap inflasi 0,04 persen. Suhariyanto menjelaskan, sumbangan utamanya berasal dari kenaikan upah tukang bukan mandor yang memberikan andil 0,01 persen. 

Kondisi berbeda terjadi pada kelompok sandang dengan inflasi 0,70 persen dan sumbangan 0,04 persen terhadap inflasi Juli. Suhariyanto mengatakan, sebanyak 0,03 persen kontribusi tersebut berasal dari kenaikan harga emas dan perhiasan. "Ini mengikuti kenaikan harga di internasional," tuturnya.

Kenaikan harga emas terjadi di 76 kota Indeks Harga Konsumen (IHK) yang dipantau BPS. Kondisi ini  juga terjadi pada bulan lalu yang menyumbang inflasi 0,02 persen. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement