Jumat 26 Jul 2019 15:37 WIB

PT Bio Farma Siap Pasok Vaksin Negara OKI

Kebutuhan vaksin dalam negeri bisa tercukupi dari Bio Farma.

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Dwi Murdaningsih
Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Penny K Lukito memberikan plakat apresiasi kepada Dirut Bio Farma M Rahman Roestan pada acara Sosialisasi Hasil Pertemuan Pertama Kepala Otoritas Regulatori Obat Negara-negara OKI: Kolaborasi Academic-Business-Government (ABG) Menuju Kemandirian Obat dan Vaksin di Negara-negara Islam, di Hotel Aston Pasteur, Kota Bandung, Kamis (25/7).
Foto: Republika/Edi Yusuf
Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Penny K Lukito memberikan plakat apresiasi kepada Dirut Bio Farma M Rahman Roestan pada acara Sosialisasi Hasil Pertemuan Pertama Kepala Otoritas Regulatori Obat Negara-negara OKI: Kolaborasi Academic-Business-Government (ABG) Menuju Kemandirian Obat dan Vaksin di Negara-negara Islam, di Hotel Aston Pasteur, Kota Bandung, Kamis (25/7).

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- PT Bio Farma siap memasok vaksin untuk negara-negara Organisasi Kerjasama Islam (OKI). Bio Farma mengapresiasi pertemuan yang digelar jelang setahun Indonesia dalam hal ini Badan POM RI menjadi tuan rumah penyelenggaraan The First Meeting of the Heads of National Medicine Regulatory Authorities (NMRAs) from Organization Islamic Cooperation (OIC) Member States.

Direktur Utama PT Bio Farma M. Rahman Roestam, pertemuan berbagai stake holders, digelar sebagai tindak lanjut dari pertemuan Kepala Badan POM dengan negara-negara OKI.

Baca Juga

Menurut Rahman, dari 57 negara anggota memang hanya 7 negara yang memiliki pabrik vaksin. Indonesia, termasuk negara yang diakui oleh badan dunia. Indonesia ditunjuk sebagai center of excellent untuk vaksin dan produk-produk bio teknologi. Acara ini, sangat didukung semua stake holders terkait agar sama-sama kompak membawa Indonesia dinegara OKI.

"Karena, Indonesia sebagai negara OKI punya potensi khususnya di bidang  vaksin yang bisa membantu negara OKI untuk semangat kemandirian produksi dan penyediaan dibidang vaksin," ujar Rahman kepada wartawan, Jumat (26/7).

Rahman menjelaskan, Bio Farma sebagai BUMN priotas utamanya memenuhi kebutuhan dalam negeri. Tapi, sisa kapasitasnya bisa didistribusikan untuk negara yang tak punya pabrik vaksin.

"Bio Farma siap support untuk BPOM, membantu negara OKI menuju kemandirian vaksin," katanya.

Negara-negara OKI, kata dia, harus bekerja sama agar bisa saling memenuhi kebutuhan vaksin untuk memutus wabah atau imunisasi penyakit menular. Apalagi, saat ini Bio Farma juga saat sudah diakui badan kesehatan dunia jadi bisa mendistribusikan vaksin ke lebih dari 140 negara termasuk 49 negara OKI.

"Kalau bisa bersinergi antara industri dan regulasi Badan Pom, maka sinergi industri regulasi bisa mempercepat semangat kemandirian vaksin," katanya.

Di Indonesia, kata dia, imunisasi vaksin sudah terpenuhi. Sisa dari kapasitas yang ada,  bisa membantu negara-negara OKI yang tak memiliki pabrik vaksin.

Indonesia sendiri, kata dia, kebutuhan vaksin setiap tahun untuk imunisasi dasar kelahiran 5 juta bayi pertahun, belasan juta wanita subur pertahun dan 20 juta anak-anak sekolah.

"Kebutuhan untuk dalam negeri, itu sudah bisa tercukupi dari Bio Farma. Nah, kapasitas yang berlebih digunakan untuk membantu negara lain," katanya seraya mengatakan produksi Bio Farma sekitar lebih dari 2 miliar dosis. Vaksin tersebut, 50 persen digunakan untuk kebutuhan dalam negeri dan sisanya 50 persen untuk luar negeri.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement