Kamis 25 Jul 2019 19:51 WIB

PTPN IX Tingkatan Produksi Bijih Kopi Kering pada Panen Raya

PTPN IX optimistis bisa meningkatkan jumlah produksi bijih kopi.

Rep: Bowo Pribadi/ Red: Gita Amanda
Tenaga petik memanen kopi Arabika di bukit Sekendhil, Afdeling Gebugan, Kamis (25/7). PTPN IX mendorong optimalisasi produksi kebun ini guna meningkatkan produktifitas komoditas  bijih kopi kering.
Foto: Republika/Bowo Pribadi
Tenaga petik memanen kopi Arabika di bukit Sekendhil, Afdeling Gebugan, Kamis (25/7). PTPN IX mendorong optimalisasi produksi kebun ini guna meningkatkan produktifitas komoditas  bijih kopi kering.

REPUBLIKA.CO.ID, UNGARAN -- Menghadapi panen raya kopi tahun 2019, PT Perkebunan Nusantara IX (PTPN IX) akan memaksimalkan produksi bijih kopi kering dari perkebunannya. Badan Usaha Perkebunan 'pelat merah' ini bahkan optimistis mampu meningkatkan jumlah produksi bijih kopi sebagai salah satu program hilirisasi produk perkebunan.

Manager Kebun Getas PTPN IX, Budiyono mengungkapkan, saat ini produksi kopi PTPN IX ditopang oleh empat perkebunan di sejumlah wilayah di Provinsi Jawa Tengah. Masing-masing kebun Gertas dan kebun Ngibo di Kabupaten Semarang, kebun Jollong di Kabupaten Pati serta kebun Sukorejo yang berada di wilayah Kabupaten Kendal.

Baca Juga

"Untuk tahun 2019 ini, PTPN IX mematok target produksi hingga 541 ton bijih kopi kering dari ke-empat kebun tersebut," jelasnya di Kampoeng Kopi Banaran (Kakoba), Kamis (25/7).

Ia juga mengungkapkan, masa panen raya kopi di kebun PTPN IX ini sudah berlangsung mulai bulan Juli ini, dan akan berlangsung hingga bulan September nanti. Untuk itu berbagai persiapan terus dilakukan dalam rangka menyambut panen raya dan upaya meningkatkan kapasitas produksi bijih kopi kering tersebut.

Khususnya terkait dengan infrastruktur pendukung produksi seperti peralatan pabrik kopi di kawasan Gemawang, Kabupaten Semarang, yang mengolah kopi mentah menjadi biji kopi kering.

Saat ini, jelas Budiyono, kapasitas produksi di pabrik kopi Banaran, di  Gemawang sudah bisa mengolah hingga sebanyak 70 ton bijih kopi kering, setiap harinya. Selain dukungan peralatan pabrik, lanjutnya PTPN IX juga akan mengoptimalkan tenaga petik kopi yang ada di kebun guna mendukung panen raya tersebut.

Melalui dukungan infrastruktur ini, ia pun optimis target produksi bijih kopi kering pada panen raya kali ini akan dapat tercapai. "Kami memang siapkan infrastruktur ini guna mengoptimalkan capaian target," tambahnya.

Sementara itu, upaya PTPN IX untuk meningkatan produksi juga dilakukan untuk kebun kopi Arabika yang ada di bukit Sekendhil, wilayah kebun Ngobo, afdeling Gebugan.

Penanggungjawab kebun Sekendhil, Lasman mengatakan, dari total luas 560 hektare kebun kopi di afdeling Gebugan, saat ini ada seluas 64 hektare Tanaman Menghasilkan (TM) kopi jenis Arabika, di Sekendhil.

Menurutnya, sejak 2015 produksi kopi Arabika di Sikendhil turun karena kerapatan tanaman yang kurang mendukung sirkulasi udara dan persebaran sinar matahari. Sehingga produksi saat itu hanya mencapai 3 ton lebih sedikit.

photo
Tenaga petik memanen kopi Arabika di bukit Sekendhil, Afdeling Gebugan, Kamis (25/7). PTPN IX mendorong optimalisasi produksi kebun ini guna meningkatkan produktifitas komoditas  bijih kopi kering.

Pada tahun 2017 telah dilakukan rejuvenasi (peremajaan) tanaman dengan mengurangi dan mengatur jarak tanam dari semula 1,5 x 2 meter menjadi 2 x 2,5 meter. Selain itu, lanjut Lasman, juga sudah dilakukan penambahan lahan Tanaman Belum Menghasilkan (TBM) kopi Arabika di kebun afdeling Gebugan ini hingga 20 hektare.

Upaya peningkatan produksi juga dilakukan melalui pembaruan/ pemangkasan percabangan, mulai dari pangkas lepas panen, pangkas seleksi dan pangkas halus. Termasuk melakukan penggantian dari clone Kartika 1 dengan clone baru (pemuliaan) jenis komasti yang memiliki produktivitas lebih tinggi dan sangat cocok dengan lahan Sekendhil yang berada pada ketinggian 1.600 mdpl.

Saat ini, kopi Arabika di bukit Sekendhil juga sudah siap panen. "Untuk musim panen yang akan berlangsung dalam tiga bulan ke depan, kami menargetkan produksi hingga 7,5 ton, atau dua kali lipat dari produksi tahun 2015," katanya.

Direktur Utama PTPN IX Iryanto Hutagaol mengatakan, hilirisasi produk sangat penting dilakukan karena PTPN IX menargetkan peningkatan pendapatan. Apalagi kopi merupakan salah satu komoditas utama dari bisnis perusahaan (PTPN IX), selain komoditas karet, gula dan komoditas teh.

"Upaya tersebut harus bisa dicapai dengan mendorong produktivitas tanaman kopi dari kebun penghasil," tambahnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement