Rabu 24 Jul 2019 15:02 WIB

Green Sukuk Dinilai Jadi Penggerak Investasi Berkelanjutan

Green sukuk telah digunakan untuk membiayai proyek jalur ganda kereta dan PLTS

Rep: Dedy Darmawan Nasution/ Red: Nidia Zuraya
Wakil Menteri Keuangan Mardiasmo (kanan) menyampaikan materi saat menjadi pembicara dalam Konferensi Tahunan Keuangan Syariah yang ke-4 (4th Annual Islamic Finance Conference) di Surabaya, Jawa Timur, Rabu (24/7/2019).
Foto: Antara/Moch Asim
Wakil Menteri Keuangan Mardiasmo (kanan) menyampaikan materi saat menjadi pembicara dalam Konferensi Tahunan Keuangan Syariah yang ke-4 (4th Annual Islamic Finance Conference) di Surabaya, Jawa Timur, Rabu (24/7/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Wakil Menteri Keuangan RI, Mardiasmo menyebut sektor keuangan syariah memiliki peran besar dalam pengembangan impact investing di Indonesia. Impact investing merupakan investasi yang tidak hanya mengincar keuntungan, tapi juga memiliki dampak terhadap sosial masyarakat dan lingkungan hidup.

Mardiasmo mengatakan, sejauh ini konsep impact investing dalam keuangan syariah diwujudkan pemerintah melalui penerbitan green sukuk. Instrumen obligasi tersebut telah digunakan untuk membangun 727 kilometer jalur ganda kereta api, pengelolaan sampah untuk 3,4 juta rumah tangga, serta 121 pembangkit listrik mini tenaga matahari (PLTS).

Baca Juga

Pembangunan yang disebutkan itu merupakan salah satu implementasi dari program pembangunan berkelanjutan atau Suistainable Development Goals (SDGs) yang menjadi agenda dunia pada 2030 mendatang.

"Ini sejalan dengan impact investing, yaitu tujuan bisnis tetap tercapai tapi juga bisa memberikan manfaatkan pada masyarakat dalam mencapai suistainable development goals," katanya dalam forum Annual Islamic Finance Conference keempat di Surabaya, Jawa Timur, Rabu (24/7).

Ia menyebut, berbagai negara saat ini tengah fokus mewujudkan SDGs. Namun, diperlukan biaya yang tidak sedikit. Karena itu, tambahan investasi untuk tujuan SDGs tidak dapat hanya mengandalkan model investasi tradisional. Inovasi menjadi hal mutlak untuk dilakukan dan keterlibatan sektor swasta harus ditingkatkan.

Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kemenkeu, Suahasil Nazara, menambahkan, pemerintah tentu mengharapkan keuangan syariah bisa masuk dan mendukung agenda pembangunan pemerintah. Terutama, untuk investasi yang memang benar-benar memberikan dampak penciptaan lapangan pekerjaan, pengentasan kemiskinan, serta lingkungan hidup.

"Kita mendorong ini bisa diisi oleh para pelaku bisnis, analis, sehingga semua meramaikan kegiatan ekonomi Islam. Kita berharap ekonomi Islam makin populer di Indonesia," ujarnya.

Sementara itu, Country Director United Nations Development Program (UNDP) Indonesia, Christope Bahuet mengatakan, Indonesia menjadi pasar terbesar untuk keuangan syariah dan impact investing di tingkat Asean. Ia pun menilai, perkembangan keuangan syariah maupun pembiayaan syariah berkembang sehat di Indonesia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement