REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Pemerintah terus menggenjot pembangunan di Wilayah Timur Indonesia. Kolaborasi lintas sektor diharapkan mempercepat pertumbuhan Sumber Daya Manusia dan pengembangan ekonomi di Nusa Tenggara Timur (NTT).
Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Eko Putro Sandjojo, mengatakan Nusa Tenggara Timur memiliki karakteristik alam yang keras, sebagian wilayahnya susah air, kering, infrastruktur kurang sehingga aktivitas ekonomi kurang efisien. Sejak pemerintahan Joko Widodo, NTT yang kering dibangun 7 bendungan.
Pembangunan bendungan diharapkankan membuat pertanian mulai membaik sehingga pendapatan masyarakat meningkat. Selain itu dikucurkannya dana desa diharapkan bisa membantu infrastruktur di NTT.
Menteri Desa PDT dan Transmigrasi Eko Putro Sandjojo menjadi pembicara dalam Plenary Indonesia Development Forum 2019.
"Kita juga berikan dana desa selama 5 tahun ini lebih dari 7,5 Triliun ke desa, kita harapkan dana desa bisa membantu infrastruktur di NTT, dan sama-sama berpartisipasi dalam pengawalan dana desa," ujarnya saat menjadi pembicara dalam Sesi Plenary Indonesia Development Forum (IDF) 2019 dengan tema 'Mission Possible : Seizing the Opportunities of Future Work to Drive Inclusive Growth" di Assembly Hall 1 & 2 Jakarta Convention Center (JCC) Selasa (23/7).
Mendes Eko mengajak untuk melibatkan dunia usaha, perbankan, dengan konsep klaster ekonomi pertanian dan pariwisata terintegrasi untuk membangun NTT. Juga dengan potensi sebagai penghasil garam nasional, NTT sedang mengembangkan tambak-tambak garam kerjasama dengan swasta, masyarakat, komunitas, pemerintah daerah, sehingga semua bisa berpartisipasi.
"Buat kluster ekonomi di desa-desa. Kemendes PDTT punya program Produk Unggulan Kawasan Perdesaan (Prukades), dengan model Prukades banyak membuka peluang kewirausahaan. Juga Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) bisa mengelola pariwisata. Kita sama-sama bangun NTT," ajaknya.
Dengan adanya IDF ini, ia berharap bisa memformulasikan satu bisnis model berdasarkan masukan dari semua stakeholder untuk menciptakan bisnis model yang cocok dan bisa mendengarkan aspirasi dari masyarakat NTT. "Saya yakin masyarakat NTT kemauannya keras," pungkasnya.